almuhtada.org – Manusia merupakan makhluk sosial, dan sudah pasti saling berkomunikasi dengan sesama. Tapi tahukah kalian, bahwa menjaga ucapan itu juga perlu? karena tidak semua apa yang kita ucapkan kepada lawan bicara itu perlu untuk dikomunikasikan.
Sebab ada hal yang memang menjadi ranah pribadi atau privasi seseorang. Tidak bisa dipungkiri pasti kita pernah atau bahkan sering membicarakan orang lain dibelakangnya? Mungkin terkadang kita tidak sadar, atau bahkan sadar kalau kita melakukanya.
Salah satu contohnya adalah Ghibah. Pasti sudah tidak asing lagi ditelinga kita satu kata tersebut. Ghibah adalah membicarakan kejelekan atau keburukan orang lain yang belum tentu pasti kebenarannya dan tanpa sepengetahuan orang tersebut.
Ghibah merupakan hal yang tidak disukai oleh Allah Swt. karena hal tersebut dapat membuat perpecahan atau pertengkaran antar satu dua belah pihak. Sehingga bisa terjadi perpecahan nantinya.
Dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 12, yang bermakna:
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik kepadanya.”
Pada ayat tersebut sudah dijelaskan dengan jelas di dalam Al-Qur’an bahwa tindakan ghibah itu sangat dilarang dalam ajaran islam karena diibaratkan memakan bangkai saudaranya sendiri. Naudzubillah Min Dzalik.
Dalam berkomunikasi dengan orang lain kita juga perlu memperhatikan kata atau kalimat yang kita ucapkan. Sebab perasaan orang lain itu berbeda-beda dan tidak bisa kita samakan. Semisal bagi kita itu ucapan bercanda, tetapi berbeda hal kalau menurut orang lain iti ucapan serius. Jadi seminimal mungkin kita mengucapkan kata yang kurang sopan untuk dilontarkan.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi, ketika kita belum bisa menjaga lisan, lebih baik kita diam saja daripada menyakiti orang lain. Kita juga harus pandai pandai memilah kata yang ingin kita sampaikan kepada orang lain atau khalayak umum. Hal tersebut untuk meminimalisir dari Fitnah atau Ghibah.
Sebelum kita membicarakan orang lain, perlu kita cari tahu terlebih dahulu kebenaran yang terjadi. Jangan sampai kita hanya tau dari orang lain tanpa mengecek kebenaranya. Perlu kita ketahui juga, apakah yang kita bicarakan kepada orang lain tersebut ada manfaatnya? Ataukah mendatangkan mudharat.
Untuk menghindari dari Ghibah, bisa kita mulai dari mencari lingkungan yang sehat. Di mana didalamnya tidak ada kumpulan orang-orang yang membicarakan orang lain. Carilah pertemanan yang membuat diri kita berhijrah atau semakin dekat kepada Allah.
Dalam mencari dan memilah teman itu sangat diperlukan, sebab diibaratkan jika kita berteman dengan penjual minyak wangi, kita akan terkena wanginya juga. Berbeda halnya jika kita berteman dengan penjual bangkai, maka kita juga terpengaruh oleh bau bangkai tersebut. [] Berliana Salwa Aulia