PERLU DICATAT,INILAH PERISTIWA PENTING DALAM BULAN RAJAB !!

(freepik.com - almuhtada.org)

Almutada.org –Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam kalender Islam, sehingga memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Bulan ini dikenal sebagai bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah, memperbanyak doa, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya itu, bulan Rajab juga menjadi saksi bagi berbagai peristiwa penting yang memiliki pengaruh besar terhadap sejarah dan perkembangan agama Islam.

Berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Rajab tidak hanya memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam, tetapi juga menjadi pengingat akan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan orang-orang yang telah berjasa dalam perjalanan Islam. Peristiwa-peristiwa ini mencakup peristiwa spiritual, syariat, hingga kemenangan besar umat Islam.

Berikut adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi di bulan Rajab yang patut kita kenang dan renungkan:

  1. Isra’ mi’raj

Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa paling luar biasa dan penuh makna dalam sejarah Islam yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad SAW diizinkan oleh Allah SWT untuk melakukan perjalanan yang sangat istimewa. Perjalanan ini dimulai dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina, yang dikenal sebagai bagian dari Isra’. Di sana, Nabi Muhammad SAW memimpin salat bersama para nabi terdahulu, menunjukkan kedudukan beliau sebagai pemimpin para nabi.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha, yaitu langit tertinggi yang tidak bisa dijangkau oleh makhluk mana pun kecuali dengan izin Allah SWT. Perjalanan ini dikenal sebagai Mi’raj. Dalam perjalanan menuju langit, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi lainnya di setiap tingkatan langit, seperti Nabi Adam, Nabi Isa, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim. Beliau juga diperlihatkan berbagai tanda kebesaran Allah, seperti gambaran surga dan neraka, yang menjadi pengingat akan kehidupan setelah kematian.

Baca Juga:  Jangan Korupsi!: Kisah Sahabat Nabi Masuk Neraka Karena Mengambil Barang yang Bukan Miliknya
  1. Turunnya syariat sholat 5waktu

Dalam peristiwa isra’ miraj tersebut Ketika nabi muhamad SAW berada di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat lima waktu, yang menjadi kewajiban utama bagi setiap Muslim hingga saat ini. Pada awalnya, jumlah salat yang diwajibkan adalah 50 waktu sehari. Namun, atas permintaan Nabi Musa yang menganjurkan Nabi Muhammad SAW untuk kembali memohon keringanan kepada Allah, akhirnya kewajiban salat ditetapkan menjadi lima waktu sehari, dengan pahala yang tetap setara dengan 50 waktu.

Peristiwa Isra’ Mi’raj memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam. Peristiwa ini tidak hanya menunjukkan kebesaran Allah SWT dan keistimewaan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya shalat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, peristiwa ini juga mengajarkan umat Islam untuk memiliki keyakinan penuh kepada Allah, meskipun sesuatu tampak mustahil secara logika manusia.

Isra’ Mi’raj terus dikenang oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai salah satu momen istimewa dalam sejarah agama Islam. Peristiwa ini mengajarkan nilai-nilai keimanan, ketaatan, dan penghormatan kepada syariat Allah, sekaligus mengingatkan umat untuk selalu menjaga hubungan spiritual dengan Sang Pencipta melalui ibadah salat.

  1. Perubahan arah kiblat

Perubahan arah kiblat adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Rajab. Sebelum perubahan ini, umat Islam melaksanakan salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsa di Palestina, yang pada saat itu menjadi kiblat pertama umat Islam. Namun, atas perintah Allah SWT yang disampaikan melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, arah kiblat diubah ke Ka’bah di Makkah.

Perintah ini turun saat Nabi Muhammad SAW sedang melaksanakan salat berjamaah bersama para sahabat di Masjid Qiblatain di Madinah. Di tengah salat, Nabi menerima wahyu dari Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 144:

“Sungguh, Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit. Maka, sungguh, Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…”

Dengan segera, Nabi Muhammad SAW memalingkan arah salatnya ke Ka’bah, dan para sahabat yang mengikuti salat pun ikut berbalik arah. Masjid ini kemudian dikenal sebagai Masjid Qiblatain, yang berarti “masjid dengan dua kiblat,” karena peristiwa bersejarah tersebut.

Perubahan arah kiblat ini memiliki makna spiritual dan simbolis yang sangat dalam. Hal ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang memiliki identitas tersendiri, yang terpisah dari tradisi agama-agama sebelumnya. Perubahan ini juga memperkuat kedudukan Ka’bah sebagai pusat ibadah umat Islam dan simbol persatuan bagi seluruh Muslim di dunia.

Baca Juga:  Jangan Sombong, Karena Manusia Hanyalah Sebagian Kecil dari Alam Semesta

Hingga saat ini, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan salat dengan menghadap ke arah Ka’bah di Makkah, mengikuti perintah yang telah ditetapkan sejak masa Rasulullah SAW. Peristiwa ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya ketaatan kepada perintah Allah SWT dan kesadaran akan persatuan umat dalam ibadah.

 

  1. Kelahiran ali bin abi thalib

Ali bin Abi Thalib adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam yang memiliki peran besar dalam perkembangan agama ini. Beliau dilahirkan pada tanggal 13 Rajab di dalam Ka’bah, sebuah kehormatan yang unik dan menunjukkan keistimewaannya sejak lahir. Ali bin Abi Thalib adalah sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW, yang menikahi putri beliau, Fatimah Az-Zahra.

Sebagai salah satu sahabat terdekat Nabi, Ali dikenal karena keberanian, kebijaksanaan, dan ketakwaannya. Beliau memainkan peran penting dalam banyak peristiwa penting, termasuk pertempuran besar seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Ali juga diakui sebagai khalifah keempat dari Khulafaur Rasyidin, yang memimpin umat Islam dengan penuh keadilan dan integritas.

Kelahiran Ali di bulan Rajab adalah momen yang selalu dikenang oleh umat Islam, mengingat dedikasi dan pengorbanannya untuk agama. Sosoknya tidak hanya dihormati sebagai pemimpin yang bijaksana, tetapi juga sebagai simbol keberanian dan kesetiaan terhadap Islam.

  1. Sultan alyubi mengebung Baitul maqdis untuk membebaskan umat islam
Baca Juga:  Bercanda : Boleh Saja Asal Tidak Melebihi Batasan, Apa Saja Yang Harus Diketahui?

Penaklukan Baitul Maqdis oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
Pada bulan Rajab, umat Islam juga mengenang salah satu peristiwa bersejarah yang luar biasa, yaitu penaklukan Baitul Maqdis oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1187 M, setelah perjuangan panjang untuk membebaskan kota suci tersebut dari penjajahan selama Perang Salib.

Sultan Salahuddin Al-Ayyubi dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat saleh, cerdas, dan penuh kasih sayang. Penaklukan Baitul Maqdis dilakukan dengan cara yang penuh kebijaksanaan, tanpa pertumpahan darah yang tidak perlu. Penduduk kota yang menyerah diberikan jaminan keamanan, termasuk kebebasan untuk mempraktikkan agama mereka. Sikap mulia Sultan Salahuddin ini menjadi contoh keadilan dan kemanusiaan dalam sejarah Islam.

Kemenangan besar ini bukan hanya merupakan pembebasan wilayah, tetapi juga simbol kejayaan Islam pada masa itu. Baitul Maqdis, yang merupakan tempat suci bagi tiga agama besar dunia, kembali menjadi pusat spiritual yang damai di bawah pemerintahan Islam.

Peristiwa ini terus dikenang sebagai salah satu momen kebanggaan umat Islam, yangmenunjukkan pentingnya persatuan, perjuangan, dan keadilan dalam menjaga nilai-nilai agama dan kemanusiaan.[] Juliana Setefani

Editor: Ahmad Firman Syah

Related Posts

Latest Post