Memaknai Tahun Baru dalam Islam: Antara Alhamdulillah dan Bismillah

Ilustrasi Tahun Baru (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Tahun baru adalah momen yang istimewa dalam kehidupan manusia, sering kali dalam pergantian tahun baru ini kita merayakannya dengan berkumpul bersama orang terkasih untuk melakukan hal-hal seperti menyalakan kembang api, menonton konser, meniup terompet, mengadakan acara bakar-bakar, dan hal lainnya. Akan tetapi, pergantian tahun baru sejatinya dimaknai bukan untuk euforia berlebihan ataupun sekedar hal-hal tadi saja melainkan sebagai waktu muhasabah diri dan pembaharuan tekad.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustadz Hilman Fauzi, tahun baru adalah titik temu antara “Alhamdulillah” dan “Bismillah.” Alhamdulillah sebagai bentuk rasa syukur atas segala hal yang telah dilalui, baik nikmat maupun ujian, dan Bismillah sebagai awal memulai perjalanan baru dengan semangat ketaatan kepada Allah SWT.

Alhamdulillah: Bersyukur atas Masa Lalu

Mengucap syukur adalah perintah langsung dari Allah SWT. Dalam setiap pergantian waktu, Islam mengajarkan untuk merefleksikan apa yang telah diberikan Allah, baik nikmat maupun cobaan. Allah SWT berfirman:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)

Baca Juga:  Rahasia Hidup Bahagia: 6 Langkah Menjadi Orang yang Selalu Berprasangka Baik

Syukur tidak hanya dalam ucapan, tetapi juga perasaan hati dan amal perbuatan. Saat kita mengingat apa yang telah Allah berikan, kita juga belajar untuk memaafkan kesalahan, mengikhlaskan kepergian, dan bersabar atas ujian yang datang. Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh mengagumkan keadaan seorang mukmin. Segala urusannya selalu baik, dan hal itu tidaklah dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika dia mendapatkan kebahagiaan, dia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika dia tertimpa musibah, dia bersabar, maka itu baik baginya.” (HR. Muslim)

Dengan Alhamdulillah, kita menutup tahun dengan kesadaran akan kebesaran Allah SWT, merangkul masa lalu tanpa penyesalan berlebihan, dan mengambil pelajaran darinya.

Bismillah: Menyambut Tahun Baru dengan Semangat Baru

Bismillah adalah cara terbaik memulai segala sesuatu, termasuk memasuki tahun yang baru. Dengan mengucap bacaan basmalah ini, kita menyerahkan seluruh urusan kepada Allah, memohon pertolongan dan bimbingan-Nya. Allah SWT berfirman:

فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

“Maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159)

Bacaan basmalah kerap dikaitkan dengan niat dalam diri kita untuk melakukan suatu hal, oleh karenanya dengan mengucap dan mendalaminya diharapkan kita memulai tahun baru dengan niat tulus dan ikhlas sebagai langkah awal menuju kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacaan basmalah juga mengandung makna komitmen untuk melakukan perbaikan diri, meningkatkan ibadah, dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT ataupun sesama.

Muhasabah di Tahun Baru: Titik Hijrah Menuju Kebaikan

Pergantian tahun adalah kesempatan untuk bermuhasabah (introspeksi diri). Dalam QS. Al-Hasyr: 18, Allah berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”

Baca Juga:  Kisah Inspiratif tentang Privilege Keluarga Saleh dalam Islam

Muhasabah membantu seorang Muslim untuk meninjau kembali amal yang telah dilakukannya dan merencanakan perbaikan di masa mendatang. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang cerdas adalah orang yang memperhitungkan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.” (HR. Tirmidzi)

Seperti hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, tahun baru dapat menjadi momentum untuk berhijrah dari keburukan menuju kebaikan, dari kelalaian menuju ketakwaan.

Antara Alhamdulillah dan Bismillah

Mengambil hikmah dari pernyataan Ustadz Hilman Fauzi, tahun baru adalah waktu untuk menyatukan rasa syukur (Alhamdulillah) dan niat baik (Bismillah). Dengan memaafkan masa lalu, kita menyucikan hati dari dendam dan iri hati. Dengan Bismillah, kita membuka lembaran baru untuk mengisi hidup dengan kebaikan, ketaatan, dan keberkahan.

Melalui muhasabah, syukur, dan niat baik, kita menjadikan setiap pergantian waktu sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tahun baru bukan hanya tentang perayaan duniawi, tetapi lebih pada komitmen spiritual menuju ridha Allah SWT.

Wallahu a’lam. [] Rezza Salsabella Putri

Editor: Raffi Albari

Related Posts

Latest Post