Muhasabah diri: Kenapa kamu masih melanjutkannya ?

(pinterest.com al muhtada.org)

Al Muhtada.org – Hujan deras diiringi oleh suara motor lewat tanpa pandang bulu, kau duduk di antara puluhan orang mendengarkan tausiyah bersama ustadz ternama, tausiyah pun selesai bersamaan dengan hujan deras. Ruangan menjadi sepi sekarang hanya dirimu yang ada didalamnya. Setiap sisa tetes hujan berjatuhan satu persatu suara gemuruh manusia sudah tak terdengar, hawa dingin setelah hujan, rasa tenang tapi cemas . Dan kamu pun bertanya kenapa saya ada disini? Untuk apa diriku sampai sini? Ah.. suara tetes hujan terdengar jelas kenapa mereka berpikir hari ini adalah hari terbaik? Padahal biasa saja.

Apa yang kulakukan disini ya? Selama ini berapa banyak dosa yang kulakukan ya? Sesak sekali dada kiri ku seakan ingin aku tusuk menggunakan pisau. Tapi apa gunanya kita mati, kalau ujungnya disiksa di alam kubur. Kenapa?

Lihat langit cerah disana, tidak. Bukan itu tapi burung itu, dia terlihat terbang tanpa halangan ya, terus melaju tanpa memikirkan apapun. Tapi tahu tidak, kalau dia terbang pun masih ada rintangan yang dihadapi kau tak perlu tau, kau juga sama kan, tak mau tahu urusan orang lain. Jadi sekarang kamu siapa? Mau jadi apa?

Baca Juga:  Hukum Mendengarkan dan Menjawab Azan dalam Islam serta Hubungannya dengan Jenazah

Setiap langkah pasti ada saja garis merah didepan mata kau menghindar pun tetap ada, dan kau harus menghadapinya mau tidak mau harus. Rasa sakit tanpa akhir didunia tidak seberapa dengan rasa sakit diakhirat, kamu mungkin gelisah dengan apa itu masa depan. Dari yang pertama kan sudah disebutkan yakin pada Allah dengan benar, yakin dihati bukan dilisan saja tapi apakah yakin saja sudah cukup?

Yakin untuk apa? Apa aku bercanda ? Iman mu itu suka naik turun, nah ketika iman mu turun apa yang akan kamu lakukan?  Apa kamu bersedih dan terlelap dalam kesedihan, atau tetap berjalan meski tubuh mu sudah tak kuat. Tekanan besar yang kamu dapat, sanggup kah kamu lalui , berbagai hal kamu lalui dari berbagai macam ibadah Sunnah, maupun wajib. Terus berbuat baik, berperilaku baik, tapi kamu tertinggal jauh oleh temanmu yang sudah sampai ujung tujuannya. Dan kamu sekarang ingin mengejar nya, dan tak punya apapun . Kamu merenung didalam kegelapan sembari melihat sajadah yang terlihat bersih. Rasa ngantuk yang besar tapi kamu tetap mempertahankan posisi dudukmu, kamu berdiri keluar ruangan mulai berbicara dalam hati, tak apa aku tertinggal, tuhkan ujung-ujungnya aku malah sendiri, aku lakukan saja biar Allah yang urus sisanya , nanti kalau gagal tinggal ngulang, masih ada waktu , tidak usah buru-buru. Meyakinkan dirimu untuk melanjutkan hidup, tapi hatimu seakan menolak. Dan akhirnya kau pun pulang, melanjutkan pekerjaan mu.

ceritanya agak membosankan . Jangan berharap lebih padaku dunia ini penuh dengan sisi gelap tapi jangan cari sisi gelap itu , sangat berbahaya, sangat banyak, susah melihat orang yang jujur , renungkan lah apa kamu masih ingin melanjutkan menggali tembok besar dihadapanmu mu? Atau mau berhenti didepan tembok besar? [] Ngafif Fatah Damawan

Baca Juga:  Gagal? Bangkit dan Libatkan Allah dalam Segala Urusanmu

Related Posts

Latest Post