Almuhtada.org – Hakikat doa ialah sebuah ibadah yang mencerminkan pengakuan hamba akan kelemahannya di hadapan Allah serta keyakinan bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa untuk mengabulkan permohonan. Doa bukan semata-mata alat untuk meminta sesuatu, melainkan bentuk kedekatan dan komunikasi yang mendalam antara seorang hamba dengan Tuhannya.
Dalam doa, seorang hamba bersimpuh dengan penuh kerendahan hati, mengungkapkan harapannya, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada kehendak Allah, dan menikmati proses bermunajat sebagai bentuk ibadah itu sendiri. Doa adalah cara seorang hamba merasakan kasih sayang Allah, mengakui kebutuhannya akan pertolongan-Nya, serta mendapatkan ketenangan hati dan kekuatan untuk menghadapi segala ujian hidup.
Hakikat ini menuntut kita untuk tidak menjadikan doa semata-mata sebagai sarana mencapai tujuan duniawi, tetapi sebagai ekspresi cinta, rasa syukur, dan penghambaan kepada Sang Pencipta.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Q.S Al-Baqarah ayat 186)
Terdapat perkataan sari Said Ramadhan Al-Buthi bahwa: “Kebanyakan orang tidak berdoa, mereka hanya meminta.”
Penjelasan dari Syeikh Al-Buthi, “Apa hakikat doa? Doa itu adalah ‘bersimpuhmu di hadapan Allah karena alasan doa itu sendiri.’ (Jadi,) jangan jadikan doa sebagai perantara untuk mendapatkan keinginanmu sehingga apabila ‘tujuan’mu telah tercapai, kalian akan meninggalkan doa. Namun, nikmatilah doa karena doa itu sendiri.
Buatlah dirimu nikmat dengan berkata, ‘Ya Allah, kini aku mengetuk pintu-Mu. Ya Allah, aku sangat membutuhkan kedermawanan dan kemuliaan-Mu, Ya Allah, hanya engkau yang aku miliki. Ya Allah, aku ridha atas semua keputusan-Mu. Aku adalah hamba-Mu yang fakir.’ Perkataan seperti inilah yang harus dinikmati hamba saat bermunajat. Jika engkau senantiasa datang kepada Allah dan konsisten secara terus-menerus dengan cara seperti ini, Allah akan mengijabah doamu.” [] Puan Sukowati\
Editor: Alfian Hidayat