Fakta yang Sulit Dibantah! History Insights tentang Futuhat VS Penjajahan

Ilustrasi Membaca Sejarah Islam (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Mari belajar sejarah untuk mengulangi kesuksesan yang telah diraih sebelumnya! Learn History, Repeat Victory.

Apakah sobat Almuhtada pernah mendapat informasi bahwa: Agama Islam, Agama Penjajahan dan Kekerasan? Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menjajah konstantinopel, spanyol dan wilayah lainnya?

Lalu, fakta yang sesungguhnya seperti apa mengenai informasi tersebut? Yuk cari tahu guys!

Mungkin bagi sobat Almuhtada yang sering update informasi dari @gen_saladin atau sudah membaca sejarah Islam tentu sudah mengetahui bahwa informasi seperti di atas jelas tidaklah benar.

Yes! Informasi di atas tidaklah benar. Pada catatan sejarah kaum muslimin menamakannya dengan istilah futuhat “membuka” bukan ikhtilal “penjajahan”.

Baca Juga:  Produktivitas Islami: Kunci Menjadi Manusia Berkah dan Berdaya

Futuhat VS Penjajahan

Menjajah itu datang ke suatu wilayah, menghinakan penduduknya, mengambil hartanya, mengeksploitasi sumber daya mereka. Ya kan?

Akan tetapi dalam sejarahnya kaum muslimin datang justru meninggikan harkat penduduknya, membebaskannya dari kehinaan dan bahkan mengganti pajak dengan sesuatu yang lebih ringan daripada pajak. MasyaAllah kan?

Tahukah sobat bahkan para sahabat waktu itu mengorbankan peluh dan darahnya untuk sampai hidayah kepada orang-orang di wilayah itu. Jelas ini sangat berbeda banget antara penjajahan dan futuhat guys!

Pada literatur Sejarah Islam, kedatangan Umat Islam ke sebuah wilayah untuk mendirikan tonggak dakwah dan memimpin atau yang biasa disebut sebagai “Fath”  dan bentuk jamaknya adalah “Futuhat”.

Istilah  di atas ini tidak memiliki padanan paling pas dalam Bahasa Indonesia, sehingga banyak sejarawan muslim Indonesia menerjemahkannya dengan kata “Pembebasan”.

Tahukah sobat bahwa kata “ikhtilal” atau artinya “Penjajahan” tidak ada dalam Sejarah Islam untuk menggambarkan kedatangan Umat Islam pada sebuah wilayah. Mengapa demikian? Yes! Sesungguhnya makna penjajahan berkonotasi negatif.

Mengapa penjajahan berkonotasi negatif? Karena penjajahan lebih dekat dengan eksploitasi, menghinakan penduduknya, menodai kesucian penduduknya dan merendahkan keluruhan wilayah yang ditaklukan itu dengan membiarkan yang ditaklukan itu tetap bodoh.

Berdasarkan penjelasan di atas makna “ikhtilalatau penjajahan sama sekali tidak cocok dan tidak sesuai dengan fakta sejarah ketika Umat Islam datang ke sebuah wilayah.

Coba bayangkan, jika penjajahan berusaha membuat wilayah yang dijajah tetap bodoh, Islam justru datang membangun peradaban ilmu di atas wilayah yang dibebaskan.

Lebih Banyak Meringankan daripada Membebani

Tahukah sobat, ketika penjajahan itu memaksakan kehendak dan menghinakan wilayah yang ditaklukan, berbeda dengan Umat Islam yang menjaga hak-hak hidup dan kebebasan beragama.

Baca Juga:  Dari keresahan Jadi ketenangan? Inilah Tips Bahagia Ala Islam!

Pajak yang sebelumnya tinggi diganti dengan jizyah yang sangat ringan yang bahkan bisa dihapus oleh pemimpin yang berwenang.

Memberikan Ruang Kemerdekaan

Jika penjajahan menebarkan ketakutan, membantai dan membunuh, bersikap licik pada sebuah wilayah atau kota yang ditaklukan.

Lalu bagaimana dengan Umat Islam?  Yes! Umat Islam justru memberi ruang bagi orang-orang di wilayah yang dibebaskan untuk tetap memiliki jabatan, kokoh dan pemegang kebijakan dalam ranahnya.

So, itulah pembahan singkat tentang fakta yang tidak bisa dibantah tentang Futuhat VS Penjajahan. Sobat sudah paham kan?

Ingat bahwa penjajah itu fokus mencari harta dan sumber daya di tanah jajahannya, berbeda dengan Umat Islam yang malah mengorbankan jiwa dan harta demi tersampaikannya dakwah.

Wallahu A’lam Bish Shawab. [] RAUDHATUL JANNAH

Editor: Raffi Wizdaan Albari

Related Posts

Latest Post