Berhenti Dan Melanjutkan Bacaan Al-Quran

Gambar seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an. (www.freepik.com -Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Saat kita sedang membaca Al-Quran dan kita tidak kuat untuk menyelesaikannya sampai pada tempat berhenti, contoh pada waqaf dan akhir ayat.

Terkadang ada mushaf yang sudah disediakan juga tempat berhenti dan melajutkan berdasarkan standar kekuatan membaca manusia.

Tetapi bagaimana saat kita membaca di mushaf yang tidak disediakan pedoman seperti itu maka kita perlu memperhatikan arti dari ayat yang kita baca, supaya menghindari merubah arti ataupun memotong suatu maksud dari ayat.

Baca Juga:  Manfaat Memahami Bacaan Sholat

Sebagai contoh ketika kita membaca surat An-Nisa ayat 24

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ
“Dan (haram juga kamu mengawini) wanita yang bersuami…” (QS An-Nisa 4:24)

Maka kita berhenti dengan memotong maksud dari ayat tersebut bagaimana, apakah untuk semua wanita yang bersuami ataukah ada pengecualian?

Ternyata dalam ayat tersebut ada pengecualian yaitu untuk budak yang dimiliki walaupun mereka bersuami. Hal ini cukup penting untuk diketahui bagi umat muslim sebagai pedoman dalam berhenti dan melajutkan bacaan.

Baca Juga:  Mengulik Al Waqi’ah dan Al Mulk sebagai bacaan wajib Ba’da Subuh

Dengan begitu setidaknya muslim bisa memahami bahasa arab Al-Quran atau dengan menggunakan mushaf yang sudah ada terjemahnya sehingga kita dapat mengetahui sebaiknya kita berhenti dan memulai dari mana.

Hal ini banyak dilalaikan oleh umat islam dengan alasan tidak paham bahasa arab sehingga asal berhenti di suatu kata.

Padahal masih bisa diusahakan dengan menggunakan mushaf yang memang sudah ada pedoman berhenti dan melanjutkannya atau menggunakan mushaf yang sudah ada terjemahnya atau bisa juga dengan bertanya pada orang yang dinilai memahami bahasa arabnya sehingga mengetahui bagaimana cara berhentinya.

Dalam kitab At-Tibyan Fii Hamalatil Quran para ulama berkata bahwa “Membaca suatu surah yang pendek secara lengkap lebih baik daripada membaca sebagian surah panjang sekedar panjangnya surah yang pendek tersebut, karena kadang-kadang sebagian orang tidak mengetahui hubungan makna antar ayat-ayatnya.”

Baca Juga:  Menilik Pandangan Al-Quran dan Hadits tentang Pemuda Inisiatif: Inspirasi bagi Generasi Masa Kini

Juga diriwayatkan dari ibnu abi daud bahwa seorang tabiin yang ma’ruf berkata “Mereka tidak suka membaca sebagian ayat dan meninggalkan sebagiannya.”

Bahkan dalam kitab tersebut juga kita diyakinkan tetap untuk mengusahakan mengikuti adab ini dengan memberikan riwayat dari Al-Hakim Abu Abdillah dari As-Sayyid yang dimulai dari Al-Fudhail bin ‘Iyadh radhiyallohu ‘anhu katanya:

“Janganlah merasa kesepian di jalan kebenaran karena sedikit pengikutnya dan jangan terpedaya dengan banyaknya orang yang rusak.

Sedikitnya orang yang melewati jalan kebenaran tidaklah membahayakanmu.” Jadi, kita usahakan untuk mengikuti adab ini dan tidak hanya asal berhenti pada pertengahan ayat atau bahkan berhenti di pertengahan frasa karena ditakutkan dapat merubah makna ayat yang telah kita baca.

Baca Juga:  Cara Allah Mengampuni Dosa Hambanya

Demikian sedikit pembahasan mengenai berhenti dan memulai bacaan Al-Quran di pertengahan membaca. Semoga bermanfaat. []Shofiyatul Afiyah
WallahuA’lam.

Related Posts

Latest Post