Al Muhtada.org – Sering kali dalam kehidupan kita melakukan candaan dan tertawa untuk menghibur diri agar dapat merasa lebih baik. Namun, sering kali pula kita terlalu berlebihan dalam bercanda dan tertawa. Bercanda dan tertawa boleh-boleh saja, asalkan tidak berlebihan serta tidak dilakukan terus menerus dan menjadi kebiasaan hidupnya. Terlalu banyak tertawa dapat membuat hati menjadi keras bahkan bisa mematikan hati. Hati sulit menerima kebenaran dan tersentuh dengan kebaikan dan kelembutan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ
Artinya: “Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR. Tirmidzi 2/50, Dishahihkan Syaikh Al-Albani]
Dari hadits diatas Rasulullah bersabda bahwa kita janganlah terlalu banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengontrol diri kita agar tidak berlebihan dalam bercanda agar tidak menyebabkan candaan yang membuat kita tertawa yang tidak bermakna.
Kehidupan di dunia ini tidaklah disikapi dengan bercanda tertawa terus menerus. Apalagi kehidupan di dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat menanam bekal untuk kehidupan akhirat yang selamanya. Apakah bisa kita menanam bekal dengan terus-menerus bercanda dan tertawa? Bahkan jika kita memikirkan nasib kita yang belum pasti apakah masuk neraka atau surga, kita akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Hal ini tentu menjadi muhasabah atau pengingat diri bagi kita agar tidak banyak tertawa, justru kita harus senantiasa mengingat bahwa kita perlu menyiapkan bekal untuk di akhirat.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا قَالَ فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ غَطَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِيْنٌ
Artinya: “Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
Anas bin Malik –perawi hadits ini mengatakan, “Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.” [HR. Muslim, no. 2359]
Kebahagiaan yang sejati itu bukan berupa tertawa dan sering bercanda, tetapi bahagia itu ialah rasa tenang dan ketentraman dalam hati. Inilah tujuan kehidupan seorang muslim di dunia dan Allah turunkan ketenangan pada hati seorang muslim. [] Puan Sukowati
Editor: Nayla Syarifa