Al Muhtada.org – Cinta menurut Zick Rubin, seorang pakar psikolog adalah bahwa emosi yang terbentuk dari tiga perasaan yaitu perhatian, kasih sayang, dan keintiman. Demikian adalah pengertian cinta secara singkatnya dalam ranah manusia.
Ketika seseorang memiliki rasa cinta maka dia akan berusaha melakukan apapun yang terbaik. Juga bisa saja menyebut nama orang yang dicintai setiap waktu, dan memikirkannya tiada henti.
Sebagai umat Islam yang senantiasa mengharap rida Allah Swt., artinya dalam beribadah tidak lain adalah untuk mengharap muka dan cinta Allah Swt. Maka dari itu kita perlu mengetahui terlebih dahulu, bagaimana bentuk cinta Allah terhadap hamba-Nya.
Allah Swt., berfirman dalam Q.S al-Maidah ayat 54 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 54)
Ayat ini mengandung pesan tentang sebuah ujian yang akan terjadi, yaitu sebagian kaum mukminin akan meninggalkan Islam secara terang-terangan. Meski mereka keluar dari Islam, hal itu tidak akan merugikan orang-orang beriman. Sebaliknya, Allah akan menggantikan mereka dengan kaum yang memiliki keimanan lebih kokoh dan amal perbuatan yang lebih baik sebagai pengganti mereka yang berpaling.
Ketika Allah mencintai hambanya, Allah akan hadirkan beberapa ujian dan cobaan untuk melatih, menguatkan dan mengangkat derajat hamba-Nya. Sebagaimana gambaran cinta Allah ini akan selalu ada dan akan selalu ada bagi hamba yang senantiasa tekun, rajin dan istiqomah dalam beribadah. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila Allah mencintai seorang hamba, Ia menyuruh Jibril. Sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cinailah ia, maka Jibril pun mencintainya. Lalu Jibril menyeru penduduk langit, ”Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan maka cintailah ia. Penduduk langit pun mencintainya, kemudian menjadi orang yang diterima di muka bumi.” (HR Al Bukhari).
Menurut para ahli hadis, diterima di muka bumi memiliki makna diterima oleh manusia. Artinya ketika kita memiliki iman dan beramal soleh orang lain akan mendekat dan menyukai diri kita itulah yang dinamakan bukti cinta Allah. Sedangkan sebaliknya ketika kita tidak memiliki iman dan berbuatan kemaksiatan maka orang lain pun akan menjauhi kita, itulah yang disebit dengan kemungkaran Allah terhadap hambanya. [] Lailia Lutfi Fathin
Editor: Nayla Syarifa