Ketahuilah! Begini Kronologi Perang Salib Kajian Philip K. Hitti (Periode III)

Ilustrasi Perang Salib (Pixabay.com- Almuhtada.org)

Al Muhtada.org – Pada perang salib periode II umat muslim berhasil mempertahankan kekuasaannya atas Baitul Maqdis. Hal ini dilakukan melalui perjanjian Shulh al-Ramlah yang kemudian menutup periode II perang salib.

Selanjutnya, pada perang salib periode III, peperangan terjadi disebabkan ambisi dan motivasi atas hal yang bersifat materialistis daripada motivasi agama.

Periode ini memperlihatkan peperangan yang menyebabkan berpindah-pindahnya kekuasaan beberapa kota. Periode ini disebut sebagai periode perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran.

Perang Salib Periode III / Perang Saudara Kecil-Kecilan atau Periode Kehancuran (1192 – 1291 M)

Pada periode ini tentara salib mengarahkan perhatiannya ke arah Mesir dahulu sebelum Palestina, karena mereka mengharapkan bantuan dari kaum Kristen Qibthi. Inisiasi ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Sampai akhirnya pada tahun 1219 M, tentara salib berhasil menguasai Dimyat (sebelah utara Mesir).

Kemudian, pada tahun 1229 M, Frederick II mengajak perundingan damai dengan penguasa Mesir saat itu, yaitu Al-Malik Al-Kamil dan menghasilkan kesepakatan berupa,

  1. Frederick II melepaskan wilayah Dimyat dan Al-Malik Al-Kamil melepaskan Palestina
  2. Frederick II menjamin keamanan kaum muslimin di Palestina
  3. Frederick II tidak mengirimkan bantuan kepada umat Kristen di Syria

Sebelum lanjut pada pembahasan perang salib, sedikit akan kita bahas Dinasti yang banyak terlibat dengan tentara salib pada periode ini, yaitu Dinasti Ayyubiyah. Setelah Al-Malik Al-Kamil melakukan perjanjian dengan Frederick II, kemudian Al Kamil wafat pada tahun 1238 M.

Baca Juga:  Dikenal Sebagai Kerajaan Maritim, Seberapa Kuatkah Sriwijaya?

Pasca wafatnya Al-Kamil, para petinggi Ayyubiyah memutuskan mengagkat putra Al-Kamil, Abu Bakar, sebagai Sultan Ayyubiyah dan diberi gelar Adil 2. Kemudian terjadi peristiwa kompleks yang pada akhirnya membuat pemerintahan Adil 2 hanya bertahan tidak lebih dari 3 tahun. Karena digulingkan oleh saudaranya sendiri, yaitu Salih Ayyub. Salih Ayyub kemudian diproklamirkan menjadi Sultan Mesir pada tahun 1240 M.

Pada masa pemerintahan Salih Ayyub, Dinasti Ayyubiyah sering berseteru dengan Prancis karena Raja Prancis banyak mengirimakan prajurit ekspedisi ke wilayah Mesir. Kisah yang menarik dan heroik pada masa ini adalah tentang istri Salih Ayyub, yaitu Shajar al-Durr.

Dicatat bahwa pada saat Salih Ayyub meninggal dunia, Shajar al-Durr menutupi kematian suaminya untuk tetap menjaga semangat umat muslim.

Saat itu, Shajar al-Durr memerintah negara dengan nama ”pemimpin yang sakit”. Selain itu, terdapat catatan yang menyebutkan bahwa pada periode III perang salib, muncul pahlawan wanita yang menghancurkan pasukan Louis IX dari Prancis dan menangkap raja Louis IX. Pahlawan yang dimaksud adalah Shajar al-Durr.

Kembali fokus perang salib periode III. Palestina yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan tentara salib lewat perjanjian dengan Al-Kamil, akhirnya berhasil direbut kembali oleh kaum muslimin pada tahun 1247 M, yaitu pada kekuasaan Salih Ayyub, dan berhasil dipertahankan tetap menjadi kekuasaan Islam.

Kemudian, setelah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah atas Mesir digantikan oleh Dinasti Mamalik, pimpinan perang umat Islam dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Dengan pimpinan merakalah, wilayah Akka yang sebelumnya dikuasai oleh tentara salib pada perang salib periode II dapat direbut kembali oleh kaum muslimin pada tahun 1291 M.

Baca Juga:  Sejarah Peradaban Islam: Daulah Umayyah di Andalusia

Direbutnya Akka kemudian mengakhiri tirai Perang Salib antara Kristen Eropa dengan umat Islam. Jika ditinjau dari tempat terjadinya perang salib, maka umat Islam menderita kerugian yang lebih besar. Karena semua perang salib terjadi di wilayah kekuasaan umat Islam (Timur Tengah).

Sedangkan, perang salib ini memicu terjadinya perkembangan kebudayaan dan teknologi di Eropa. Karena terjadinya perang salib memicu mengalirnya berbagai disiplin ilmu. Selain itu, terjadinya perang salib juga memicu keterampilan yang sedang berkembang di kalangan umat Islam. pada akhirnya memengaruhi timbulnya Renaissance di dunia Barat. [] Abian Hilmi

Related Posts

Latest Post