Kisah Keteladanan Fatimah binti Ubaidillah Al-Azdiyyah Ibunda Imam Syafi’i

Ilustrasi Gambar Fatimah binti Ubaidillah (freepik.com - almuhtada.org)

Siapa disini yang tidak mengenal Imam Syafi’i? Tentu sebagai seorang muslim beliau bukanlah tokoh yang asing di telinga kita. Imam Syafi’I merupakan ulama ahli fiqih terkenal dengan kecerdasan dan karya-karya yang luar biasa hebat serta menjadi rujukan utama. Selain itu, beliau juga merupakan salah satu pendiri empat madzhab fiqih, yakni madzhab syafi’i.

Sifat, kecerdasan dan karakter Imam Syafi’I ini tidak terbentuk begitu saja, melainkan ada peranan sang ibunda yang senantiasa memberikan pendidikan terbaik bagi Imam Syafi’i. Nama Ibunda beliau adalah Fatimah binti Ubaidillah Al-Azdiyyah, seorang wanita dengan karakter tangguh dan juga cerdas. Menurut catatan Sejarah, dikatakan bahwa ibunda Imam Syafi’i memiliki nasab ke salah satu suku di Yaman yakni Al-Azd, sedangkan Ayahnya bernama Idris bin Abbas bin Usman bin Syafi’I. Keluarga Imam Syafi’i kala itu tinggal di Gaza, Palestina bahkan sang imam pun lahir disana.

Namun sayangnya kebahagiaan keluarga kecil ini tidak berlangsung lama, karena sang ayah meninggal ketika Imam Syafi’i masih berusia 2 tahun. Hal ini membuat sang Ibunda harus mengurus dan mendidik Imam Syafi’i seorang diri tanpa sosok suami dan ayah. Bisa dibayangkan bukan bagaimana sulitnya wanita di zaman tersebut harus mengurus anak sendirian, apalagi kala itu kondisi ekonomi sang ibunda tidak berkecukupan.

Tetapi hal ini tidak menghalangi semangat dan ketulusan hati ibunda Imam Syafi’i sirna dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak semata wayangnya. Beliau bahkan memilih tidak menikah lagi, padahal bisa saja di usia yang masih cukup muda dan anak yang masih balita beliau mencari suami lagi. Namun, hal tersebut tidak dilakukannya karena beliau lebih memilih mendedikasikan diri untuk merawat, mengasuh dan mendidik sang imam.

Baca Juga:  Kisah Haru Sahabat Nabi yang Mampu Membuat Rasulullah SAW Menangis

Saat suaminya meninggal, ibunda imam syafi’i membawanya ke Mekkah, hal ini dilakukan agar Imam Syafi’i tumbuh di lingkungan para ulama dan juga dekat dengan kerabat mereka yang ada disana. Kerja keras dan dedikasi ibunda imam syafi’i dalam mendidik anaknya sangatlah luar biasa apalagi ditengah keterbatasan ekonomi.

Bahkan ada satu masa di mana saat itu Imam Syafi’i ingin membeli sebuah kertas untuk belajarnya, tetapi sang ibunda tidak bisa membelikannya. Hingga beliau berkata kepada Imam Syafi’i “gunakanlah ingatanmu sebagai lemabaran kertas untuk mengingat hal-hal yang kamu pelajari”. Hikmahnya kemampuan mengingat Imam Syafi’i menjadi terasah hingga dia terkenal dengan kecerdasan memorinya.

Dukungan penuh yang diberikan ibunda imam syafi’I kepada anaknya membuat sang imam tumbuh menjadi anak yang cerdas dalam banyak hal, terutama sifat-sifat lembut yang diturunkan sang ibu juga melekat pada karakter Imam Syafi’i. Hal ini terlihat ketika beliau memperlakukan Ulama Perempuan dengan rasa hormat. Ini menunjukkan pengaruh yang kuat dari sang ibunda bagi kehidupan Imam Syafi’i, walaupun tumbuh tanpa sosok sang ayah beliau mampu tumbuh menjadi anak yang hebat.

Fatimah binti Al-Azdiyyah bukan hanya terkenal karena beliau ibu dari Imam Syafi’i, melainkan karena sifat dan ketaqwaanya kepada Allah. Dari beliau kita belajar banyak hal terutama ketika ingin mendidik sebuah generasi yang baik, maka itu dimulai dari Perempuan yakni teladan seorang ibu (madrasatul ula).

Poinnya sebelum kita mendidik maka kita harus terdidik (mau belajar banyak hal) dan juga mendedikasikan diri, melakukan yang terbaik bagi pendidikan dan tumbuh kembang sang anak. Terakhir beliau juga mengajarkan kita bahwa anak adalah titipan serta anugrah dari Allah SWT sehingga menjaganya merupakan suatu kewajiban. [Andhika Putri Maulani]

Baca Juga:  Tahajud: Obat untuk Lelah Batin, Kisah Menyentuh Hati dari Perjuangan Nabi Muhammad

Wallahu’alam bishowab

Related Posts

Latest Post