Belajar dari Kisah Tabi’in Penghafal Al-Qur’an yang Murtad : Hidayah Itu Mahal

Ilustrasi Abdah bin Abdurrahiim (pinterest.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Abdah bin Abdurrahiim, salah satu Tabi’in penghafal Al-Qur’an yang terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimananya. Namun siapa sangka? Mujahid dengan sebaik-baik nama ini berakhir menjadi seorang murtad.

Kisah ini berawal ketika di tengah padang pasir pedangnya masih masih berkilat-kilat memantul Cahaya Mentari yang panas. Lumuran darah orang Romawi maisih segar karena pedangnya, ia hantarkan mereka ke neraka, tak disangka pula, kelak dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang Wanita Romawi, tidak dengan pedangnya melainkan asmara.

Ketika kaum muslimin sedang mengepung kamoung Romawi, mata Abdah tiba-tiba tertuju pada seorang Wanita cantik di dalam benteng. Kecantikan Wanita itu begitu hebat memprak-poranda hatinya, ia lupa bahwa tidak ada manusia yang dijamin lolos dari akhir hayat yang buruk atau su’ul khotimah.

Singkat cerita Abdah melayangkan surat pada wanita itu untuk menanyakan bagaimana agar bisa memilikinya, lantas wanita itupun memberi syarat agar Abdah mau memeluk agama Nasrani dan meninggalkan agama Islam. Sungguh ia telah lupa pada keimanan dan ketaqwaannya selama ini, hingga seorang wanita Nasrani mampu membuatnya jatuh terjerumus dalam jurang kesesatan.

Abdah yang berhasil menikahi wanita itu dengan diadakan dalam benteng amat disayangkan oleh kaum muslimin yang mengetahuinya. Bagaimana bisa seorang Mujahid penghafal Qur’an dapat dengan mudah meninggalkan agamanya hanya karena wanita.

Baca Juga:  Pemuda Keren Dalam Perspektif Islam

Sungguh kisah yang dapat memberi peringatan bagi kita, bahwa jangan sekali-kali merasa aman dari su’ul khotimah, walaupun mungkin saat ini kita merasa mampu menjaga keimanan dan ketaqwaan, tapi tidak ada yang tahu pasti, apakah kita mampu mempertahankan hal tersebut hingga akhir hayat? Sungguh mudah bagi Allah untuk mebolak-balikan hati manusia. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu mengamalkan doa yang sering Rasulullah SAW panjatkan yakni :

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Dari sini kita belajar, sungguh hidayah itu mahal, tidak semua orang dapat menggapainya, yang dapat kita lakukan ialah dengan teru memupuk keimanan dan memperdalam ilmu agama agar membuahkan ketaqwaan, ingatlah selalu akan azab Allah, jangan sekali-kali lalai dari padaNya, kita harus senantiasa menjaga pandangan, pikiran, dan perasaan karena sejatinya kelalailan banyak disebabkan oleh tiga hal tersebut. [] Hanum Salsabila

Related Posts

Latest Post