Yuk Cari Tahu! Inilah Nabi yang Tidak Memiliki Pengikut di Akhirat

Gambar ilustrasi sesorang yang berjalan di gurun pasir (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Di bulan Ramadhan, Rasulullah saw. berkumpul dengan para sahabat. Suatu ketika Rasulullah pun tersenyum membayangkan sesuatu.

Salah satu sahabat pun bertanya kepada Rasulullah, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?”

Nabi Muhammad saw. pun menjawab, “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika di mana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua nabi dan rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Sedangkan Ada salah seorang nabi dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satu pun masuk ke dalam surga. Dia adalah Sam’un as.”

Baca Juga:  Cobaan Sepele, Nikmat Berlimpah: Yakin Masih Enggan Bersyukur?

Setelah itu Rasulullah pun bercerita tentang kisah Nabi Sham’un.

Nabi Sam’un Ghozi as. berasal dari Palestina tepatnya di Gaza. Beliau merupakan anak keempat dari Nabi Ya’kub as..

Ia merupakan nabi yang sangat kuat di antara nabi-nabi lain. Dikatakan bahwasanya ia dapat merobohkan istana dan dapat meleburkan besi.

Ia selalu berperang untuk melawan kafir dengan membawa pedang besar yang berasal dari tulang rahang unta bernama liha jamal. Melalui pedang itu, ia bisa membunuh ribuan orang kafir dan tulang itu pun bisa mengeluarkan makanan dan minuman dengan izin Allah SWT.

Nabi Sham’un selalu menang dalam peperangan yang membuat salah satu musuhnya, raja Israil menjadi marah. Ia kemudian membuat sayembara bahwa barang siapa yang bisa melumpuhkan nabi Sham’un, maka ia akan diberi imbalan berupa emas dan permata yang berlimpah.

Baca Juga:  Rahasia Kehidupan Istri Shalihah, Jalan Menuju Surga yang Dijanjikan

Istri nabi Sham’un tertarik dengan hadiah tersebut. Ia kemudian mencari cara bagaimana cara melumpuhkan suaminya.

Hari pertama, istri nabi Sham’un berniat menunggu Nabi Sham’un tidur. Setelahnya, ia akan mengikatkan tali ke tubuh suaminya.

Akan tetapi, Nabi Sham’un melaksanakan salat dengan lama sehingga istrinya tak bisa menahan kantuk yang amat sangat.

Hari kedua, istri nabi Sham’un berniat melakukan hal yang sama tapi ia harus bisa menahan kantuk sampai suaminya tertidur. Ketika nabi Sham’un selesai sholat kemudian tidur, istrinya pun mengikatkan tali ditangan dan kakinya.

Ketika Nabi Sham’un bangun dan melihat tubuhnya telah terikat tali, nabi Sham’un kaget dan bertanya kepada istrinya, “Wahai istriku, mengapa tubuhku terikat tali, siapa yang melakukannya?”

“Aku yang melakukannya, aku hanya ingin mengetes seberapa kuat suamiku ini”, jawab istrinya dengan gugup.

Baca Juga:  Harus Hafal! Berikut Kumpulan Doa Harian bagi Umat Muslim

Dengan mudah, Nabi Sham’un melepas tali yang ada ditubuhnya. Akhirnya, rencana sang istri pun gagal. Akan tetapi, ia tidak mau menyerah, ia kembali merencanakan sesuatu di malam berikutnya.

Malam ketiga, istrinya menunggu nabi Sham’un tertidur lagi. Ketika Nabi Sham’un tidur, istrinya pun beraksi dengan mengikatkan tubuh suaminya dengan rantai.

Di saat Nabi Sham’un bangun dan melihat tubuhnya telah diikat dengan rantai. Nabi Sham’un berkata kepada sang istri, “Wahai istriku, siapakah yang mengikatku seperti ini?”

Jawab istri “Aku yang melakukannya, hanya ingin mengetes seberapa kuat kamu”.

Luar biasanya, Nabi Sham’un melepaskan rantai tersebut dengan mudah.

Baca Juga:  Lima Kaidah Fikih: Pondasi dalam Penetapan Hukum Islam

Dengan berani istrinya bertanya kepada Nabi Sham’un ” Apa kelemahanmu? tidakah mungkin seseorang tidak memiliki kelemahan, beritahulah istrimu ini.”

Meskipun ada sedikit rasa curiga kepada istrinya itu, Nabi Sham’un memberitahu kelemahannya karena bentuk kecintaannya kepada istrinya.

“Kelemahanku adalah rambut panjangku, jika kau mengikatku dengan rambutku sendiri maka aku tidak akan kuat melepasnya”, sahut Nabi Sham’un.

Setelah mendapatkan kelemahannya, di malam selanjutnya pun istrinya beraksi lagi dengan mengikat menggunakan rambut nabi Sham’un sendiri.

Alhasil, Nabi Sham’un tidak bisa melepaskannya dan memohon kepada istrinya untuk membantu melepaskannya.

Baca Juga:  Keajaiban Istighfar: Kisah Imam Hambali dan Pembuat Roti

Akan tetapi, istrinya menolak permintaan Nabi Sham’un. Ia justru membawanya kepada Raja Israil. Dari itulah suaminya tahu bahwasanya istrinya selama ini berusaha mencelakai dirinya.

Nabi Sham’un di bawa ke istana dan disiksa dengan dipotong potong anggota tubuhnya. Matanya pun dicukil dan dipertontonkan kepada semua masyarakat.

Sebelum itu, Nabi Sham’un bertaubat dan berdoa kepada Allah untuk meminta pertolongan. Allah pun mengabulkan doa nabi Sham’un. Dengan sekali hentak, istana dan seisinya rubuh tanpa terkecuali keluarganya, terutama istrinya yang tidak selamat.

Setelah itu, Allah pulihkan tubuh Nabi Sham’un  kembali dengan tubuh seperti semula dan setelah itu nabi Sham’un berjanji akan menumpas kebatilan, kejahatan dan beribadah sepanjang harinya sampai 1000 bulan.

Setelah mendengar kisah itu salah sahabat bertanya kepada Rasulullah, ” Ya Rasulullah, kami juga ingin beribadah seperti Nabi Sham’un as..”

Baca Juga:  Hikmah di Balik Langkah Kaki Seorang Mukmin Menuju Masjid

Setelah itu nabi Muhammad berdiam sejenak, dalam diamnya Allah menurunkan Wahyu surat Al Qadr:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ (3) تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ (4) سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5).

Itulah dia kisah Asbabun Nuzul dari surah Al Qadr.

Dari kisah tersebut, terdapat banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil. Kita tidak boleh terlalu percaya kepada manusia, karena manusia memiliki hati yang bisa dibolak-balik kapan pun. Ia juga memiliki hawa nafsu yang sebagian besar orang terpedaya di dalamnya.

Pertolongan Allah juga pasti datang jika kita berjalan di jalan yang benar meskipun kita belum tahu bagaimanakah bentuknya. Semoga bermanfaat [Nabila Putri]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post