Almuhtada.org – Imam syafi’I atau yang memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi. Beliau lahir di Gaza pada tahun 150 Hijriyah atau 767 Masehi. Beliau juga pendiri paham Suni atau Ahlussunnah Wal Jamaah.
Imam syafi’I memiliki gelar Naashir Al-hadis atau pembela hadis karena beliau menerima atau percaya terhadap hadis Rasululloh dan melakukan sunnah-sunnah yang dilakukan oleh Rasululloh SAW.
Semasa hidupnya, Imam Syafi’I pernah berguru kepada Imam Malik bin Anas, tidak lain merukapakan penggagas dari Madzhab Maliki.
Imam syafii memiliki berbagai keahlian diantaranya, beliau dapat menghatamkan menghafal Al-Qur’an diumur yang masih belia, yaitu 7 tahun.
Selain itu ia juga menekuni belajar Bahasa Arab dan rajin belajar syair-syair arab untuk dihafalkan dan dipelajari. Dan sudah pernah menghafalkan kitab Al-Muwatta karya Imam Malik.
Imam syafi’I dilahirkan dalam keadaan yang miskin atau kekurangan, tetapi kekurangan itu tidak membuat Ia alasan untuk menjadi pemalas. Dari kekurangan tersebut malah membuat motivasi Imam syafi;I semakin besar untuk terus belajar.
Bahkan pada saat itu pernah ibunya tidak mampu untuk memebeli kertas untuk Imam syafi’I menulis, jadi ia menulis pelajaran menggunakan tulang. Sungguh sangat besar pengorbanan dan perjuangan imam syafi’I dalam menuntut ilmu.
Perlu kita garis bawahi adalah tidak ada alasan untuk kita malas menuntut ilmu, apalagi disaat sekarang ini banyak sekali barang modern, dimana kita akan semakin mudah untuk belajar bisa melalui internet untuk menambah wawasan, dan sudah banyak sekali buku yang bis akita temukan disekitar kita.
Imam syafi’I juga memiliki quotes atau kata bijak, “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan” dalam kata bijak tersebut bisa kita artikan bahwa disetiap kita menimba ilmu pasti banyak sekali cobaan atau masalah yang perlu kita lewati, tidak semerta-merta disetiap perjalanan akan lurus tanpa rintangan.
Tetapi dengan cobaan itu jangan menjadikanmu alas an, sehingga kamu tidak mau menimba ilmu. Karena jika saat ini dalam kita menuntut ilmuu banyak rintangan atau pedihnya, yakinlah bahwa Ketika kamu sukse kamu akan menikmati usaha yang telah kamu lalui saat kamu berjuang.
Dalam belajar atau mencari ilmu itu tidak ada kata berhenti, karena setinggi dan sesukses apapun kita pasti masih banyak sekali ilmu yang belum kita ketahui. Tidak ada Namanya kita cukup dengan ilmu yang telah kita punya sekarang, maka perbanyaklah ilmu kepada orang disekitarmu, karena orang disekitar kit aitu biasanya banyak sekali memberikan pembelajaran yang mahal dan sangat berharga dihidup kita. [] Berliana Salwa