Takdir dan Usaha Manusia Menurut Islam

Ilustrasi memahami takdir Allah
Ilustrasi memahami takdir Allah (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Takdir merupakan ketetapan yang Allah SWT tentukan untuk seluruh makhluk-Nya, dan tidak bisa diubah oleh manusia.

Contoh dari ketetapan ini tercermin dalam firman Allah SWT di dalam QS Al-Furqan ayat 2, yang menjelaskan bahwa Allah memiliki kendali penuh atas alam semesta dan telah menetapkan ukuran serta aturan segala sesuatu dengan sangat tepat.

bagaimana bumi berputar mengelilingi matahari dan sistem tata surya yang berjalan sesuai ketentuannya.

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya” (QS Al-Furqon : 2).

Meskipun takdir telah ditetapkan oleh Allah SWT, manusia tetap diberi kebebasan untuk berusaha dan memilih jalannya sendiri. Nasib memang berada dalam kuasa Allah. Akan tetapi, manusia diperintahkan untuk bekerja dan berusaha.

Ibarat melempar bola ke dinding, seberapa kuat pantulan yang kita terima bergantung pada seberapa kuat usaha yang kita lakukan dalam melemparnya. Oleh karena itu, penting bagi setiap manusia untuk berserah diri (tawakkal) kepada Allah agar tidak terjebak dalam frustrasi ketika menghadapi kegagalan atau ketidaksesuaian dalam usahanya.

Perdebatan mengenai apakah takdir bisa diubah atau tidak sering muncul. Dalam Islam, takdir dibedakan menjadi dua jenis, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq. Takdir mubram adalah ketetapan Allah yang tidak bisa diubah, seperti kematian, jodoh, dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Jangan Berhenti Bertanya, Karena dari Sanalah Kamu Tumbuh

Sedangkan takdir muallaq adalah ketetapan yang masih bisa berubah karena usaha dan doa manusia, seperti kepandaian, dan lain sebagainya. Jadi, ketika seseorang mengatakan bahwa takdir tidak bisa diubah, itu benar.

Begitu pula jika ada yang mengatakan takdir bisa diubah, itu juga benar. Yang lebih penting dari sekadar memperdebatkan masalah ini adalah bagaimana kita menyikapi takdir itu sendiri.

Seringkali, banyak orang yang mengeluh tentang takdir mereka, termasuk diri kita sendiri. Tidak sedikit dari kita yang belum sepenuhnya menerima ketetapan Allah dengan hati yang lapang. Terkadang kita merasa hidup tidak adil.

Pada saat seperti itu, penting untuk merenungkan dan memahami ketentuan Allah. Jika kita benar-benar memikirkannya, kita akan menyadari bahwa di balik setiap kejadian pasti ada hikmah yang diberikan oleh Allah.

Saat kita menginginkan sesuatu, seperti memenangkan perlombaan, kita tidak boleh hanya pasrah kepada Allah tanpa berusaha. Tawakkal memang benar, tetapi harus didahului dengan usaha yang maksimal. Setelah berusaha, barulah kita berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan meyakini bahwa apapun hasilnya pasti yang terbaik bagi kita.

Pada akhirnya, segala yang digariskan oleh Allah pasti membawa kebaikan. Kita harus selalu berbaik sangka kepada ketentuan-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab. [] Mirzalul Umam

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post