Kiat-Kiat Menjadi Orang yang Selalu Tenang Menurut Ajaran Islam

orang yang selalu tenang
Gambar ilustrasi orang yang selalu tenang (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Ketenangan merupakan hal yang diidam-idamkan setiap manusia. Manusia selalu ingin bebas atau merdeka dari apa saja yang mengganggu pikirannya.

Berkaitan hal itu, Islam merupakan agama yang sempurna dimana mengajarkan apa saja yang kita butuhkan selama hidup di dunia, termasuk mengajarkan agar memiliki hati yang lapang dan tenang di setiap kondisi. Berikut beberapa tips agar kita bisa menjadi orang yang tenang dalam berbagai aspek menurut Islam.

Tidak Melakukan Kemaksiatan

Berbuat maksiat itu berbeda dengan mengejar dunia. Maksiat berarti melakukan suatu perbuatan yang menyalahi ketentuan Allah.

Misalnya Allah menentukan aturan kepada manusia untuk tidak berbohong kepada siapapun. Akan tetapi, yang manusia lakukan malah berbohong.

Orang menjadi tidak tenang itu bisa karena berbuat maksiat. Orang yang berbuat maksiat atau berbuat salah tentu menjadikan hatinya sendiri tidak tenang.

Makanya ketika dia melakukan hal itu, hatinya menolak dengan perasaan yang mengganjal karena fitrah kalbu manusia adalah cenderung kepada kebaikan.

Sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an pada surah Asy-Syams ayat 7-10 yakni sebagai berikut.

وَنَفْسٍۢ وَمَا سَوَّىٰهَا ٧ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا ٨ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠

Artinya: “(7) dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (8) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (9) sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (10) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwasanya manusia diciptakan dengan jiwa yang ada dorongan takwa untuk selalu berada dalam jalan kebaikan, kejujuran, kesabaran, kemuliaan dan menolak keburukan-keburukan.

Baca Juga:  Telinga Berdengung Pertanda Buruk? Simak Penjelasannya!!

Oleh karena itu, manusia akan merasa ada gejolak di dalam hatinya ketika melakukan suatu kemaksiatan sehingga timbul kegelisahan.

Terlalu Sibuk dengan Perkara Dunia

Orang sering merasa gelisah bisa juga karena banyak terbawa dengan urusan dunia. Dalam kehidupannya, ia dipaksa untuk menghadapi lika-liku duniawi yang membuat dia merasa lebih sibuk, capek, lelah, sehingga muncul tuntutan-tuntutan mencari ketenangan dan lupa akan urusan akhirat seperti ibadah-ibadah.

Sejatinya, tubuh kita terdiri dari 3 bagian utama yaitu, fisik, akal, dan hati (spiritual). Dan masing-masing darinya harus mendapat porsinya.

Secara fisik, perlu dipenuhi dengan berolahraga, mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan tidur (istirahat) yang cukup.

Kemudian akalnya, apabila tidak pernah dipakai untuk membaca dan juga belajar. Akalnya akan tumpul dan sulit berpikir dan memproses sesuatu.

Selanjutnya, misal ada orang yang fisik dan akalnya dipakai, tetapi ruh nya tidak pernah diberikan porsinya. Maksudnya seperti tidak pernah ibadah, tidak pernah sholat, dan tidak pernah baca Qur’an. Padahal itu merupakan generator kehidupan alias sumber ketenangan. Maka hatinya pun akan tetap gelisah.

Ada orang-orang dikenal pintar, pekerja keras, namun karena ruh nya tidak terisi maka terjadi adanya bunuh diri. Contohnya di negara Jepang.

Ada juga orang kaya yang hebat, pintar di masa mudanya, tapi di akhir hidupnya yang ia kerjakan hanyalah ikut terapi, atau menanam singkong, menanam cabe dan lain-lain karena ia mencari ketenangan disamping ruh nya yang tidak terisi.

Baca Juga:  Yuk Cari Tahu! Apa Hukumnya Makam Muslim dan Non-Muslim Digabungkan

Islam adalah agama yang sangat lengkap dalam memberikan pencerahan, arahan dan pedoman dalam kehidupan. Fisiknya dituntun. Bagaimana cara makan, cara beraktivitas. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi itu diatur.

Pikirannya juga dimotivasi untuk terus ditingkatkan. Telah turun ayat-ayat untuk menjadikan pikiran kita terlatih kuat.

Bahkan menuntun untuk bisa sampai ke level yang tinggi (jenius). Contohnya ayat tentang Iqra (bacalah), agar kita banyak membaca, ayat-ayat tentang tadabur, ayat-ayat tentang riset. Hal itu penting supaya otak terstimulus.

Ruh nya juga diberikan porsinya untuk menunaikan ibadah sehingga mendapatkan asupan-asupan yang cukup bagi ruhnya.

Makanya dalam Islam terdapat sholat, puasa, membaca Qur’an, dan lain-lain yang menjadi kebutuhan ruhiyah kita. Untuk memberikan ketenangan.

Keseimbangan Diri

Bagaimana kalau ingin cara hidupnya tenang?

Kuncinya yakni dengan seimbangkan ketiga bagian tadi. Pikiran dilatih supaya kuat dan tajam dalam berpikir sehingga dapat mengarahkan bagian tubuh kita untuk bertindak secara benar.

Tubuh dilatih dengan berolah raga dan makan yang benar. Ayat-ayatnya yang mendukung hal tersebut ada banyak sekali.

Misal ayat yang terdapat di dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 dimana manusia diperintahkan untuk makan sesuai dengan porsi kebutuhannya dari sumber yang halal dan menyehatkan.

Amalan Pokok

Ketenangan adalah bagian dari pikiran yang di support oleh keadaan jiwa yang intinya ada pada kalbu. Jika kalbu nya tidak tenang, hatinya tidak nyaman.

Baca Juga:  Menapaki Langkah Istiqomah dalam Sholat Tahajud: Jalan Menuju Keberkahan

Jikalau hati tidak tenang akan terbawa ke pikiran. Makanya orang yang terkena penyakit hati (misalnya seperti iri hati, dengki, dan riya), sekalipun dia sehat tubuhnya, jenius otaknya, tapi hidupnya tidak tenang.

Contoh lainnya seperti orang berilmu yang iri dengan ilmu orang lain, atau juga bisa orang kaya yang dengki dengan harta orang lain.

Orang-orang demikianlah orang yang hidupnya tidak akan tenang, ia terus berpikir untuk melampaui orang lain, berpikir supaya orang lain celaka. Dan itu merupakan sesuatu yang sangat berbahaya baik untuk diri atau orang lain.

Untuk menenangkan diri itu amalannya adalah meningkatkan ibadah, seperti amal sholeh dan ketaatan kepada Allah. Semua jenis amal sholeh di dalam Al-Qur’an disebut dengan zikir. Misalnya seperti sholat yang disebut sebagai zikir sebagaimana di dalam Surat Taha ayat 14.

Berdoa juga zikir. Hal ini terdapat di dalam Surat Al-A’raf (7) ayat 205. Bukankah dengan berdoa hati kita merasa tenang. Bukankah enggan sholat hati kita juga merasa lebih tenang?

Nah, itulah berbagai refleksi untuk kita alasan dan cara-cara agar hidup yang kita jalani selama hidup di dunia menjadi tenang. Untuk menghadapi dunia yang penuh tipuan ini, kita perlu persiapkan diri dengan kualitas yang terbaik. [] Syukron Ma’mun

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post