Almuhtada.org – Sayyid Alawi Al-Maliki dalam kitab Madza fi Sya’ban, halaman 34 mengungkap Al-Waqi’ah yang kemampuannya untuk membantu menghindari dari kefakiran dan kemiskinan. Surah ini biasanya dibaca rutin di subuh hari.
Al-Waqi’ah, berasal dari kata wa-qa-‘a yang menurut pendapat Ibnu Manzhur dalam Lisan al-‘Arab bermakna dasar ‘jatuh, terdiri, dan turun’. Surah ini turun di Mekkah dan menjadi surah ke-56 dalam Al-Qur’an
Surah ini merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang menggambarkan peristiwa hari kiamat dan pahala bagi orang-orang yang bertakwa.
Meski begitu, dalam konteks keuangan, membaca surat ini diyakini dapat membawa berkah rezeki dan melindungi dari kesulitan ekonomi.
Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah, dilansir dari Nu.Online, menjelaskan bahwa tema utama surat Al-Waqi’ah adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan tentang apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka.
Sementara itu, Syekh Nawawi Al-Bantani, dalam kitab Tafsir Marah Labib, Jilid II, halaman 481 menjelaskan isi kandungan surat Al-Waqi’ah tentang hari kiamat, yang berbicara tentang dahsyatnya hari itu, dan bagaimana manusia akan dibalas atas perbuatannya di dunia.
Dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, dijelaskan bahwa barang siapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, dia akan dijaga dari kemiskinan. Hadist ini berbunyi
سمعت رسول الله ﷺ يقول: من قرأ الواقعة كل ليلة لم يفتقر. رواه البيهقي
Artinya: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan jatuh miskin.” (HR. Baihaqi)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, disebutkan bahwa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam memiliki keutamaan yang dapat mencegah kefakiran.
Pada hakikatnya riwayat hadits ini memiliki tingkat kelemahan, sehingga tidak dapat dijadikan dasar hukum yang kuat. Meskipun demikian, masih diperbolehkan untuk mengamalkannya demi mendapatkan manfaatnya
Meskipun riwayat hadits tersebut lemah bukan berarti haditsnya palsu. Sebagaimana diriwayatkan berikut.
وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله يقول: من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة ؛ لم تصبه فاقة». رواه البيهقي وإسناده ضعيف، لكنه يعمل به في الفضائل.
Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa membaca surat Al-Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kefakiran.” (HR. Baihaqi dan sanadnya dhaif, namun diamalkan untuk fadhilah amal).
Lebih jauh lagi, setiap orang yang membaca surat ini juga membawa keberkahan dalam kehidupan duniawi serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat surga dan neraka, sehingga memotivasi untuk berusaha mendapatkan surga dan menjauhi neraka. Simak penjelasan berikut;
أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَخَلَ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ وَهُوَ وَجِعٌ، فَقَالَ: لَوْ أَوْصَيْتَ إِلَيْنَا فَإِنَّكَ إِنْ تُخْلِفْ أَوْ تَدَعْ بَنَاتٍ حَفِظْنَاهُنَّ مِنْ بَعْدِكَ، فَقَالَ: إِنِّي قَدْ عَلَّمْتُهُنَّ سُورَةَ الْوَاقِعَةِ، وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” مَنْ قَرَأَهَا أَحْسَبُهُ قَالَ: فِي كُلِّ لَيْلَةٍ عُوفِيَ مِنَ الْفَقْرِ
Artinya: “Diceritakan bahwa Utsman bin Affan, radhiyallahu ‘anhu, mengunjungi Abdullah bin Mas’ud saat beliau sedang sakit. Utsman berkata, “Wahai Abdullah, seandainya engkau berwasiat kepada kami, karena jika engkau meninggal atau meninggalkan anak perempuan, kami akan memelihara mereka setelah kepergianmu.” Abdullah bin Mas’ud menjawab, “Aku telah mengajari mereka surat Al-Waqi’ah, dan aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membacanya setiap malam, aku kira beliau berkata, ‘akan terhindar dari kemiskinan’.” [Muhammad Ayyub Al-Bajili, Fadhailu Al-Qur’an li Ibni ad-Dharis [Damaskus: Darul Fikr, 1987 M], halaman 103]. [] Risqie Nur Salsabila
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah