Almuhtada.org – Guru, pendidik, kyai, atau murobbi adalah seseorang yang memiliki jasa besar dalam mengenalkan kita terhadap Allah SWT.
لو لا المربي ما عرفت ربي
Laulal murobbi maaroftu robbi
“Tanpa guruku, aku tak mengenal Tuhanku.”
Tanpa hadirnya seorang guru kita tidak akan mengenal Tuhan. Tanpa guru kita tidak akan merasakan manisnya iman. Dan tanpa hadirnya seorang guru kita tidak akan merasakan ilmu ataupun nikmatnya keberkahan.
Telah disebutkan dalam kitab ta’lim mutaalim karangan Syeikh Zarnuji;
“Para penuntut ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya tanpa memuliakan ilmu (sumber ilmunya, sumber nasihatnya, dan dari mana ia mendengar kalimatnya) dan tanpa memuliakan penuntunnya ilmu atau orang yang menyampaikan ilmu dan nasihat kepadanya.
Adapun ganjaran orang yang memuliakan ilmu dalam sabda Rasulullah Saw:
من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة
Man akroma ulama fagod akromanii, Waman akromanii faqod akromallah, Waman akromallah wama a wa ahul jannah.
Barang siapa memuliakan orang alim, maka dia memuliakan aku. Dan barang siapa memuliakan aku, maka dia memuliakan Allah. Dan barang siapa memuliakan Allah, maka tempat kembalinya adalah surga.(Kitab Lubabul Hadis).
Bahwasannya ketika kita menghargai sebuah ilmu dengan memuliakan seorang guru maka insyaallah Allah akan memasukkan kita ke surga, aamiin.
Bahkan adab dalam memuliakan seorang guru telah dijelaskan dalam kitab Alala dalam bait ke-21 yang berbunyi:
أُقَـدِّمُ أُسْتَــاذِىْ عَلَى نَفْسِ وَالِدِىْ ۞ وَاِنْ نَالَنِىْ مِنَ وَالِدِى الْفَضْلَ وَالشَّرَفَ
DISIKKE INGSUN ING GURU NGERIKKE ING BOPO # SENAJAN OLEH INGSUN KAMULYAN SONGKO BOPO.
(aku lebih mendahulukan guruku atas diri orang tuaku, meskipun aku memperoleh keutamaan dari orang tuaku).
Dan alasan memuliakan seorang guru dengan mendahulukannya sebelum orang tua, dijawab dalam bait ke 22, yang berbunyi:
فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَــــوْهَرُ ۞ وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَفْ
DENE GURU IKU KANG NGITIK- NGITIK ING NYOWO # DENE NYOWO IKU DEN SERUPAKKE KOYO SUCO
(karena guru yang membimbing jiwa dan jiwa adalah laksana mutiara, sedangkan orang tua adalah pembimbing jasmani, dan jasmani bagaikan kerangnya)
Adapun beberapa adab seorang santri terhadap kyai atau murabbi yang harus diperhatikan dan dilaksanakan untuk memperoleh berkah barokah dan hikmah dari seorang kyai atau murobbi di antaranya adalah:
- Tetap Menghormati Guru Meskipun Ketika Berbeda Pendapat
Dalam perjalanan mencari ilmu terkadang kita memiliki pendapat yang berbeda dengan guru kita. Namun sebisa mungkin ketika kita memiliki perbedaan pendapat dengan seorang guru kita tetap menghormatinya.
- Bersikap Rendah Hati Terhadap Guru
Ketika seorang pelajar menuntut ilmu, tak jarang ketika ia telah mengerti atau tahu tentang suatu hal namun justru seorang guru memberikan tentang hal sama yang telah dimengertinya.
Nah, dalam kondisi ini seorang pelajar tetap harus rendah hati, dan jangan sombong ataupun riya’ atas ilmu yang telah dimilikinya.
- Menunjukkan Rasa Empati Ketika Bertemu Guru
Seorang guru juga manusia, tak jarang ketika seorang belajar ia memiliki ambisi penuh untuk menguasai sebuah ilmu.
Nah, dalam hal ini kita harus mengerti dan memperhatikan keadaan seorang guru. Jangan sampai atas suatu hal kesalahan, kita membuat marahnya seorang guru, karena itu akan menghilangkan ridha nya seorang guru.
Wallahu alam bissawab, semoga bermanfaat. Sebagai pelajar, semoga kita senantiasa dapat memperoleh berkahnya kyai ataupun murobbi. [] Rosi Daruniah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah