Almuhtada.org – Dewasa ini, arus globalisasi terus tumbuh ke segala penjuru dunia. Daerah-daerah kecil di Indonesia saat ini sudah mengenal globalisasi mulai dari hp, internet, sampai AI sekalipun.
Kita tahu bahwasanya globalisasi membuat segalanya menjadi praktis. Cukup dengan diam duduk di rumah, orang-orang bisa beraktivitas dan melakukan banyak hal. Hal ini memberikan dampak positif dan negatif.
Sebagai warga Indonesia, kita memiliki budaya yang erat kaitannya dengan kesosialan seperti gotong royong, srawung, silaturahim, dan lain sebagainya.
Dampak negatif globalisasi yang berakibat pada kesosialan warga Indonesia sudah terasa sejak lama. Kini, jiwa sosial warga Indonesia sudah menurun akibat pengaruh globalisasi. Banyak yang sekarang bersikap individualisme tanpa mementingkan etika dan hubungan sosialnya dengan orang lain.
Dimana orang yang dulu sering kita jumpai berkunjung ke rumah-rumah tetangga? Dimana orang yang dulu kita jumpai sering tersenyum dan menyapa ketika lewat di depan rumah? Atau ketika berpapasan di jalan?
Kini silaturahim antar orang semakin pudar, bahkan di desa-desa sekalipun. Kita yang masih diberi kesempatan Allah untuk hidup berdampingan dengan orang-orang, berjalan dan berbicara sebebasnya, sebisa mungkin harus memanfaatkannya dengan baik dan bijak.
Apalah arti kehidupan tanpa adanya kebersamaan dengan seseorang, mulai dari keluarga, teman, saudara sesama muslim?
Ada banyak keutamaan yang akan didapatkan ketika kita mau menjaga silaturahim dengan sesama, diantaranya:
- Ridha Allah
Tentu saja Allah akan sangat meridhai orang yang mau menjaga silaturahimnya dengan sesama karena ini merupakan perintah-Nya, salah satunya dalam Q.S. An-Nisa ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
- Membahagiakan kerabat (idkhalus surur)
وَقَدْ وَرَدَ فِي الْخَبَرِ إنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ إدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ
Artinya: “Salah satu amal paling utama adalah idkhalus surur atau memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman”
- Membahagiakan malaikat
Malaikat menyukai silaturahim, oleh karenanya dengan menjaga silaturahim kita dapat menyenangkan Malaikat.
- Membuat hati dan pikiran Iblis susah karena mereka menghendaki semangat persaudaraan manusia pecah.
- Menambah berkah umur.
- Menambah keberkahan rezeki.
- Membuat bahagia ayah dan kakek yang sudah wafat karena mereka senang kalau keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.
- Menambah muruah.
- Menambah pahala setelah mereka yang menjaga silaturahim wafat karena karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.
Jadi, marilah sama-sama menjaga silaturahim antar sesama, terlebih lagi dengan sesama saudara muslim, saling mendoakan dan tulus menyayangi. Ketika kita merasa capek atau kurang mood untuk berinteraksi dengan orang, ingatlah keutamaan-keutamaan yang akan kita dapatkan nantinya.
Setidaknya kita mau berikhtiar untuk saling silaturahim dan tetap menjaga lisan maupun perbuatan agar tidak menyakiti hati orang lain. Semoga langkah kita dalam kebaikan selalu dimudahkan Allah swt. [] Nihayatur Rif’ah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah