Almuhtada.org – Pada tahun ke-13 kenabiannya, Rasulullah SAW dalam kondisi yang berbahaya. Yakni dimana orang-orang kafir quraisy benar-benar bergairah ingin membunuh beliau. Pada suatu malam mereka beramai-ramai datang ke rumah Rasululah SAW dan menunggu beliau keluar rumah dengan tujuan untuk disergap dan dibunuh.
Uniknya meskipun mereka telah menyiapkan secara matang siasat jahat mereka tetap saja mereka mengalami kegagalan.
Pada saat yang genting itu Rasulullah SAW berpesan kepada Ali bin Abi Thalib adik sepupunya untuk berbaring di tempat tidurnya. Beliau meminta kepada Ali untuk mengenakan mantel miliknya yang berasal dari Hadhramaut itu dan menegaskan pada Ali bahwa dia akan aman dari gangguan orang-orang kafir Quraisy.
Kemudian Rasulullah keluar dari rumah melewati kepungan orang-orang kafir Quraisy. Beliau mengambil segenggam pasir dan ditaburkan ke kepala mereka (orang-orang kafir Quraisy). Sesungguhnya mereka telah dibuatkan oleh Allah SWt sehingga tidak bisa melihat keberadaan Rasulullah SAW.
وَجَعَلۡنَا مِنۡۢ بَيۡنِ اَيۡدِيۡهِمۡ سَدًّا وَّمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدًّا فَاَغۡشَيۡنٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُوۡنَ
“Dan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (Q.S Yaa Siin: 9)
Rasulullah segera pergi ke rumah Abu Bakar Ash-Shidiq meninggalkan mereka. Sedangkan mereka terus menunggui Rasulullah hingga menjelang pagi. Sehingga datanglah seoranhg laki-laki seraya bertanya “apa yang kalian tunggu?”
“Muhammad,” jawab mereka. “Kalian kecele. Demi Allah, dia telah melewati kalian sambil meninggalkan pasir di kepala kalian, lalu dia pergi untuk keperluannya.”
Namun orang-orang kafir Quraisy ini tetap kekeh berkata bahwa Rasulullah masih ada di dalam sembari bangun membersihkan kepala mereka. Dari celah pintu mereka mengintip dan melihat ada seseorang yang sedang tidur. Mereka berkata “Demi Allah itu Muhammad sedang tidur berselimut mantelnya.”
Ternyata sampai pagi hari mereka masih disitu dan kedapatan Ali bangun tidur dan langsung menyergap seraya bertanya “Dimana Muhammad???,” Ali menjawab, “Aku tidak tahu.” [] M. Afif Kurniawan
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah