Meneladani Kepribadian Abu Dzar Al- Ghifari

Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari yang suka berbagi
Gammbar ilustrasi Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari yang suka berbagi (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah kehidupan sosial. Sebagai umat Islam, wajib bagi kita untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Hal tersebut sudah menjadi salah satu ajaran agama Islam hingga tercermin pula pada kehidupan Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya. Salah satu sahabat Rasul yang memiliki jiwa sosial yang tinggi yaitu Abu Dzar Al-Ghifari.

Beliau lahir dan tinggal di jalur kafilah Makkah, Syifia. Nama lengkapnya Jundab (Jundub) bin Junadah bin Qais bin Amr. Abu Dzar tumbuh di tengah-tengah keluarga perampok besar Al Ghifar saat itu.

Namun mereka hanya merampok orang-orang kaya dan memberikan hasil rampokannya itu kepada fakir miskin. Kesaksiannya terhadap kerusakan dan derita korban menjadi titik balik di hidupnya.

Keislamannya bermula dari saudaranya yang bernama Anis Al-Ghiffari yang ketika itu pulng dari Makkah. Anis menceritakan bahwa ia bertemu dengan seorang Nabi yang menyebarkan agama seperti apa yang telah dilakukan oleh Abu Dzar yakni mewajibkan orang

kaya memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin. Berita tersebut memberikan daya tarik luar biasa kepada Abu Dzar.

Kemudian Abu Dzar menuju ke Makkah dan menyatakan keislamannya secara terang-terangan dengan mengucap dua kalimat syahadat di dekat Ka’bah.

Hal tersebut menjadikan ketakutan para sahabat dikarenakan ancaman dan siksaan dari kaum musyrik Makkah terhadap penganut agama Islam. Setelah menyatakan keislamannya ia kembali ke kampung halamannya dan mengajak sanak keluarganya dan kerabat dekatnya masuk Islam.

Baca Juga:  Kisah Mahabbah dan Kerinduan Rasulullah SAW Kepada Umatnya

Beberapa bulan setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah, Abu Dzar membawa rombongannya dari kabilah Ghiffār dan Aslam ke Madinah. Mereka menyatakan sumpah setia kepada Nabi. Ia termasuk ahl al-suffah, yaitu sekelompok sahabat yang tinggal di serambi Masjid Nabawi yang senantiasa beribadah dan zuhud.

Semasa hidupnya dia sangat penyayang kaum mustadh’afun. Bahkan kepeduliannya ini sudah menjadi sikap hidup dan kepribadiannya.

Hal ini sudah menjadi kebiasaanya semasa dia sebelum masuk Islam karena merampok harta orang kaya untuk diberikan kepada kaum dhuafa. Kebiasaannya ini tidak berhenti bahkan setelah ia masuk Islam.

Terdapat riwayat yang menyatakan bahwa suatu ketika, pasukan Muslimin berhasil menaklukan Mesir dan mendapatkan sebidang tanah di Fusath. Hal ini diberikan sebagai ucapan terima kasih atas jasa pasukan Muslimin yang di termasuk di dalamnya Abu Dzar Al-Ghifari. Akan tetapi mereka lebih memilih meninggalkannya.

Keteguhannya dalam membela kaum lemah menjadi ciri corak perjuangan Abu Dzar Al-Ghifari. Diriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw. berpesan kepada Abu Dzar al-Ghifari dengan tujuh wasiat, yaitu:

(1) Mencintai orang miskin, (2) Lihatlah orang yang lebih rendah dalam hal materi dan penghidupan, (3) Menyambung silaturrahim, (4) Perbanyaklah ucapan lā haula walā quwwata illā billāh, (5) Berani berkata benar meskipun pahit, (6) Tidak takut celaan ketika berdakwah di jalan Allah, dan (7) Tidak meminta-minta. [] Khariztma Nuril Qolbi

Baca Juga:  Penghormatan Rasulullah SAW terhadap Istri Pertamanya, Khadijah bin Khuwailid

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post