Mengulik Keindahan melalui Makna Perbedaan

Oleh:

Rayyan Alkhair

“Pembicaraan mengenai perbedaan hanya akan memancing perpecahan”. Perkataan tersebut agaknya sering penulis dengar ketika berbincang dengan teman-teman penulis. Pendapat yang barusan tidak sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya salah. diskursus mengenai perbedaan akan dipandang negatif ketika hanya keburukan mengenai perbedaan yang diangkat. Begitupun sebaliknya ketika hal-hal positif yang diangkat maka ia agaknya akan dipandang lebih baik. Stigma kita dalam menilai perbedaan juga akan menentukan bagaimana kita memaknai perbedaan yang terdapat di kehidupan kita. Dan masih ada faktor-faktor lainnya yang mendeterminasi bagaimana perbedaan dimaknai.

Ketika berbicara mengenai perbedaan, timbul pertanyaan dalam benak kita seperti apakah benar perbedaan itu indah ? Apakah benar ia dapat menghasilkan keharmonisan dalam hidup ? Pertanyaan yang demikian sejatinya lahir dari fenomena yang ada dan dialami masyarakat di dunia khususnya di Indonesia. Kita mungkin mengingat bagaimana konflik horizontal antar suku dan bangsa dan agama terjadi di Indonesia. Beberapa diantaranya sangat mahsyur seperti yang terjadi di Sampit pada tahun 2001 dan kejadian tersebut sangat memilukan bagi kemanusiaan. Kejadian tersebut hanya satu dari sekian tragedi kemanusiaan yang disebabkan karena perbedaan. Lalu, kembali kita mempertanyakan apakah benar perbedaan ini sebuah keindahan ? Atau ia sebenarnya adalah kutukan ?

Untuk menjawab pertanyaan diatas penulis akan mengajak para pembaca untuk duduk sejenak dalam sebuah ruang kontemplasi. Perbedaan adalah kondisi dimana adanya perihal berbeda atau sesuatu yang tidak sama. Ketidaksamaan ini dapat dinamakan juga dengan keberagaman.

Baca Juga:  Halaqah Virtual: Perempuan Ulama 2020 "Dakwah di Media Sosial dan Penguatan Literasi Pesantren"

Menurut Kansil,manusia dalam berinteraksi akan cenderung mencari persamaan yang dimiliki olehnya. Misalnya kesamaan ideologi atau pandangan hidup, kesamaan daerah atau suku, kesamaan agama dan masih banyak yang lain. Kecenderungan dapat menjadi buruk ketika kita menganggap perbedaan itu kutukan. Hal inilah yang kemudian sedikit membuat kita alergi terhadap perbedaan terutama ketika first encounter dengan perbedaan tersebut. Padahal, jika kita tepat memaknai perbedaan atau keberagaman maka kita akan mendapatkan keindahannya. Untuk mendapatkan mutiara keindahan tersebut maka penulis akan mengajak para pembaca untuk menyelami samudra pemikiran mengenai keberagaman.

keberagaman merupakan suatu hal yang indah dan merupakan pemberian yang maha kuasa yang patut dikagumi. Dalam konteks biologi keberagaman makhluk hidup merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk diteliti. Dalam konteks kuliner keberagaman dapat menjadi ajang mencari selera pemuas lidah atau alternatifnya. Dalam konteks seni rupa aliran seperti realisme, surealis, naturalis dan sebagainya merupakan alternatif yang luar biasa untuk menyampaikan pesan melalui gambar. Perbedaan juga yang membuat Indonesia menjadi indah. Karena perbedaanlah kemudian terlahir kata kita dan nusantara serta Indonesia.

Para pendahulu sadar bahwa perbedaan yang merupakan keniscayaan dan tak terelakan tidak mungkin disamakan atau dijadikan satu. Namun, perbedaan atau keberagaman yang dimiliki masing-masing suku bangsa dapat menjadi tonggak-tonggak yang mengokohkan negara Indonesia manakala kita melihat indahnya perbedaan namun tentunya dengan tidak terlalu mengkultuskannya sehingga berubah menjadi etnosentrisme.

Baca Juga:  Reading as a Habit

Jelaslah bagi kita bahwa berbicara mengenai perbedaan tidak melulu suatu yang dianggap tabu dan mengundang hawa permusuhan. Kita perlu menyelami lebih dalam makna diciptkannya perbedaan ini agar bisa mengungkap keindahan yang ada dibaliknya. Perbedaan bukanlah suatu pilihan namun, hidup dengan memaknainya sebagai keindahan merupakan sebuah pertimbangan yang tepat dilakukan.

Penulis adalah Santri Pesantren Riset Al-Muhtada dan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Related Posts

Latest Post