Almuhtada.org – Tidur adalah waktu kita mengakhiri segala kesibukan dan beristirahat setelah aktivitas panjang. Dalam Islam, tidur bukan sekadar memejamkan mata dan terlelap, melainkan kesempatan untuk merasakan ketenangan sambil menyerahkan diri kepada Allah. Sudah menjadi fitrah bagi manusia untuk tidu dan mengistirahatkan tubuhnya dari aktivitas panjang yang sudah dilakukan seharian
Allah SAW juga berfirman:
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al-Qashash: 73)
Rasulullah SAW mengajarkan beberapa amalan atau sunnah sebelum tidur yang bisa membantu kita mendapatkan tidur yang berkualitas. Melalui sunnah-sunnah ini, kita diajarkan untuk membersihkan hati dan pikiran, menutup hari dengan penuh rasa syukur, serta menyerahkan diri kepada Allah dengan penuh tawakal. Berikut beberapa sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW sebelum tidur:
- Berwudhu
Berwudhu sebelum tidur adalah kebiasaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Dengan berwudhu, kita menyucikan diri dan mempersiapkan tubuh untuk beristirahat dalam keadaan bersih.
Dalam Hadits Bukhari Nomor 5836
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا مُعْتَمِرٌ قَالَ سَمِعْتُ مَنْصُورًا عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ قَالَ حَدَّثَنِي الْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ قَالَ لَا وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Telah menceritakan kepada kami [Musaddad] telah menceritakan kepada kami [Mu’tamir] dia berkata; saya mendengar [Manshur] dari [Sa’d bin Ubaidah] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Al Barra` bin ‘Azib] radliallahu ‘anhuma dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “Apabila kamu hendak tidur, maka berwudlulah sebagaimana kamu berwudlu untuk shalat. Setelah itu berbaringlah dengan miring ke kanan, dan ucapkanlah: ‘ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRI ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA (Ya AIlah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari adzab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus).’ Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu mati dalam keadaan fitrah (suci). Dan jadikan bacaan tersebut sebagai penutup ucapanmu (menjelang tidur).’ Maka aku berkata; ‘Apakah saya menyebutkan; ‘Saya beriman kepada Rasul-Mu yang telah Engkau utus? ‘ Beliau menjawab: ‘Tidak, namun saya beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’
2. Membersihkan Tempat Tidur
Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengibaskan kain di tempat tidur sebelum berbaring di atasnya. Hal ini bertujuan untuk memastikan kebersihan dan keamanan tempat tidur dari hal-hal yang mungkin tak terlihat, seperti debu atau serangga. Ini mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan, bahkan pada hal-hal kecil sekalipun.
3. Berbaring Menghadap Sisi Kanan
Cara berbaring yang disunnahkan adalah menghadap ke sisi kanan, sebagaimana kebiasaan seperti dalam hadist yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim “Nabi Muhammad SAW bersabda: Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR Bukhari & Muslim). Tidak hanya karena kesunnahan. Tidur miring ke kanan juga sangat baik untuk kesehatan. posisi miring kanan membuat modulasi saraf simpatis lebih baik dan lebih disarankan untuk penderita penyakit arteri koroner, selain itu menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinarwulan Puspita menyebutkan bahwa posisi tidur miring kanan dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien gagal jantung kongestif.
4. Membaca Surah Three-Qul
Surah 3 Qul adalah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Ketiga surah ini dibaca untuk memohon perlindungan dari gangguan makhluk halus, jin, dan setan. Nabi SAW biasa membaca tiga surah ini, meniupkannya pada tangan, lalu mengusapkan pada tubuh sebelum tidur sebagai bentuk penjagaan diri.
berdasarkan hadis sahih Bukhari (5416) dan Muslim (5017) dari Aisyah.
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Nabi SAW ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash), Qul a’udzu birabbil falaq (surah Al-Falaq), dan Qul a’udzu birabbin naas (surah An-Nas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau mulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali. (HR Bukhari: 5017).
Dengan mengamalkan sunnah-sunnah sebelum tidur ini, insyaAllah kita akan mendapatkan tdiur yang berkualitas. Masih banyk sunnah sunnah Nabi Muhammad yang bisa kalian eksplore lebih lanjut karena Setiap sunnah yang kita amalkan adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menambah keberkahan dalam hidup. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk konsisten dalam menjalankan sunnah-sunnah Nabi SAW dan menjadikannya bagian dari keseharian kita. [Fitri Novita Sari]