Almuhtada.org – Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni philosophia, yang merupakan gabungan dari kata philos yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Sedangkan secara pengertian merupakan ilmu yang mempelajari hal mendasar dan umum seperti eksistensi, pengetahuan, akal, bahasa, pikiran.
Filsafat memiliki julukan sebagai bapak dari semua ilmu, filsafat melahirkan banyak ilmu-ilmu baru. Seperti ilmu logika, metafisika, metodologi, dan filsafat agama. Lalu bagaimana agama islam sebenarnya memandang filsafat?.
Dalam surat An-Nahl ayat 116 yang berbunyi “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ”Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung”. Disitu diterangkan bahwa tidak boleh menghukumi sesuatu halal/haram tanpa dalil yang jelas.
Belajar filsafat itu bagaikan menggunakan pisau, apabila kita menggunakan pisau tersebut untuk memotong sayur, daging, dan sebagainya maka pisau tersebut tidak bisa dihukumi apa-apa. Namun jika pisau itu digunakan untuk melukai atau bahkan membunuh maka bisa saja pisau tersebut dihukumi haram, Begitu pula dengan belajar filsafat atau ilmu-ilmu lainnya, jika ilmu tersebut digunakan untuk kemaslahatan umat maka ilmu tersebut akan halal, sebaliknya jika suatu ilmu digunakan untuk kejahatan/keburukan maka menjadi haram.
Semua ilmu pada dasarnya memiliki sisi baik dan buruk tergantung bagaimana kita menggunakan ilmu tersebut untuk apa. Ibarat memakan apel yang hampir busuk tentunya kita akan memilih bagian-bagian yang masih bagus untuk dimakan dan membuang bagian busuknya. Seperti itulah jika kita belajar suatu ilmu, kita ambil baiknya sebanyak mungkin kemudian membuang hal buruknya.
Belajar filsafat pada dasarnya akan membuat iman kita semakin kuat tergantung bagaimana kita mengolah pikiran . Filsafat dapat membawa kepada atheisme jika kita tidak menyertakan iman yang kuat dan salah menafsirkan tentang keyakinan terhadap tuhan ketika belajar filsafat. Namun sebaliknya iman akan bertambah kuat jika kita berhasil menggabungkan filsafat dengan akidah.
Karena filsafat mengajarkan kita tentang berpikir secara mendalam, komperhensif, dan cermat tentang sesuatu yang barangkali menurut sebagian orang tidak perlu dipikirkan. Contohnya tentang tuhan yang mana diyakini bagaimana kita mendapatkan pengetahuan, bagaimana segala sesuatu diciptakan dan bagaimana segala sesuatu terjadi.
Bahkan Universitas islam tertua dan terbesar di dunia yakni Al-Azhar di Mesir memiliki jurusan filsafat dan memiliki rektor yang memiliki gelar Filsafat sejak S-1. Juga banyak filsuf islam dengan segala pemikirannya yang luar biasa seperti Ibnu Sina, Ibnu Rushd, Ibnu Khaldun, dan masih banyak lagi.
Para filsuf islam ini menerjemahkan dan mengadopsi pemikiran-pemikiran tokoh filsafat Yunani kuno kemudian memodifikasinya sehingga melahirkan apa yang disebut dengan Filsafat islam. Di zaman ini pula islam mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehinggga jika di masa sekarang islam dianggap mengalami kemunduran salah satunya karena filsafat itu sendiri kurang mendapatkan perhatian ditengah-tengah umat islam. Jurusan filsafat sepi peminat, ditambah lagi diharam-haramkan.
Kesimpulannya filsafat tidaklah haram, tergantung bagaimana kita menggunakan ilmu tersebut untuk apa. Disini penulis ingin menutup artikel dengan quotes dari Francis Bacon yang berbunyi “sejumlah kecil filsafat mengarahkan seseorang pada ateisme, tetaopi jumlah yang lebih besar membawa kita kembali kepada Tuhan.” [] MUHAMMAD NABIL HASAN
Editor : Ahmad Firman Syah