Almuhtada.org – Sebagai manusia yang diciptakan dengan memiliki hawa nafsu tentu kita selalu ingin mendapat dan mencapai segala sesuatu.
Terkadang ketika kita melihat orang lain memakai sesuatu tiba-tiba saja dalam hati kecil kita juga menginginkan apa yang dia pakai, itulah hawa nafsu. Memiliki hawa nafsu menandakan bahwa kita adalah makhluk Allah yang disebut dengan sebutan manusia.
Namun, seringkali kita masih belum bisa atau bahkan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu. Selalu merasa ingin ini dan ingin itu, selalu meminta lebih, selalu merasa kurang atas apa yang didapatkan dan hal lain sebagainya.
Padahal Allah swt. selalu memberikan segala sesuatu sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Selalu merasa cukup atas apa yang Allah berikan harus kita terapkan dalam diri agar kita tidak merasa kurang.
Kebiasaan selalu merasa kurang atas apa yang Allah berikan harus kita hindari, karena selalu merasa kurang akan berakibat pada kurangnya rasa bersyukur kepada Allah swt atas pemberian-Nya. Dalam kitab Faidhu al-qodir dijelaskan;
أَنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَنِعَ بِمَا أَعْطَاهُ اللهُ رَضِيَ بِمَا قَسَمَ لَهُ وَإِذَا رَضِيَ شَكَرَ
Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba jika ia merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya, maka ia akan ridha dengan takdir yang telah ditetapkan untuknya. Dan ketika ia merasa ridha, maka ia akan bersyukur.”
[Faidhu al-Qodir, Juz 5, Hlm 52]
Selalu merasa cukup juga berdampak pada kebahagiaan yang kita rasakan, karena dengan merasa cukup otomatis akan tumbuh rasa bersyukur, dan jika kita sudah memiliki rasa bersyukur maka kebahagiaan akan datang tanpa perlu lagi dicari.
Selalu merasa cukup menandakan bahwa kita kaya, kaya disini bukanlah tentang tentang kaya harta, melainkan kaya hati. Sebagaimana dengan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhori bahsawanya Rasulullah saw. bersabda;
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Artinya: “Kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (H.R. Bukhori)
Imam Nawawi berkata dalam Syarh Shahih Muslim;
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
Artinya: ”Siapa yang terus ingin menambah dan menambah lalu tidak pernah merasa cukup atas apa yang Allah beri, maka ia tidak disebut kaya hati.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 140).
Mari biasakan menjalani kehidupan dengan menanamkan rasa cukup atas apa yang Allah berikan, karena dengan selalu merasa cukup otomatis kita akan selalu bersyukur atas segalanya. Jika sudah merasa bersyukur, kehidupan yang dijalani akan menjadi lebih baik. [] Nayla Syarifa
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyahh