Mencari Ilmu juga Harus Berada! Berikut Adab Mencari Ilmu Menurut Kitab Alala

Ilustrasi kitab al-Alala (pinterest.com – almuhtada.org)

almuhtada.org – Kitab Alala, atau yang lebih dikenal di pesantren sebagai salah satu matan berisi nasihat akhlak dan adab.

Kitab ini merupakan karya ringkas namun sangat berharga dalam membentuk karakter seorang penuntut ilmu.

Meskipun tidak lebih terkenal dari kitab adab lainnya seperti Ta‘līm al-Muta‘allim, Bidayatul Hidayah, atau Akhlaq lil Banin, kitab ini tetap memiliki pengaruh besar karena bahasanya yang sederhana, mudah dipahami, dan memberi banyak pesan moral.

Dalam berbagai pesantren tradisional, kitab ini menjadi bacaan awal bagi santri sebelum masuk ke kitab-kitab adab yang lebih besar.

Secara umum, Alala menekankan bahwa ilmu tidak hanya diperoleh melalui kecerdasan, tetapi juga melalui adab, ketulusan hati, dan kesungguhan.

Berikut beberapa adab mencari ilmu menurut ajaran yang terkandung dalam kitab Alala.

  1. Ikhlas dalam Mencari Ilmu

Salah satu nilai utama dalam kitab Alala adalah keharusan menata niat sebelum memulai untuk mencari ilmu.

Seorang pelajar harus memastikan bahwa ilmunya dicari hanya karena Allah, bukan untuk kebanggaan, kedudukan, atau sekadar memperoleh pujian.

Ilmu yang dicari tanpa keikhlasan tidak akan membawa berkah. Sebaliknya, ilmu yang dicari dengan niat yang benar pasti akan memberi manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Ikhlas juga menjadi fondasi agar seorang pelajar mampu menghadapi berbagai rintangan, baik berupa rasa malas, rasa berat memahami pelajaran, maupun ujian lainnya.

Baca Juga:  Adab dan Etika Berdo’a dalam Islam

Dengan niat yang lurus, semua hambatan akan terasa lebih ringan.

  1. Menghormati Guru

Menghormati guru adalah pintu utama keberkahan ilmu.

Guru bukan hanya orang yang memberikan materi pelajaran, tetapi juga pembimbing spiritual dan moral. Contoh adab kepada guru antar lain:

– Tidak memotong pembicaraan,

– Bersikap sopan ketika berada di hadapan guru,

– Mendengarkan nasihat mereka dengan sepenuh hati,

– Menjaga nama baik guru di hadapan orang lain,

– Senantiasa mendoakan guru.

  1. Menjaga Adab Sesama Teman Belajar

Kitab Alala juga mengajarkan agar seorang pencari ilmu memiliki akhlak yang baik terhadap sesama teman.

Ketika belajar bersama, tidak boleh saling merendahkan atau memamerkan kelebihan.

Justru yang dianjurkan adalah saling membantu, saling menguatkan, dan saling menasihati.

Pergaulan yang baik di lingkungan belajar dapat membuat suasana nyaman sehingga proses menuntut ilmu berjalan lebih lancar.

Sikap iri hati, meremehkan kemampuan teman, atau memperolok kekurangan mereka justru menjadi penghalang datangnya keberkahan.

  1. Tekun dan Bersungguh-sungguh

Ilmu tidak akan diperoleh hanya dengan keinginan, tetapi harus disertai ketekunan dan kesungguhan.

Kitab Alala mendorong kita agar rajin belajar, tidak mudah putus asa, serta memanfaatkan waktu dengan baik.

Seorang penuntut ilmu harus mampu mengatur waktu antara belajar, beristirahat, dan beribadah.

Ia juga harus menjauhkan diri dari perkara yang melalaikan seperti terlalu banyak bermain, tidur berlebihan, dan aktivitas lain yang tidak bermanfaat.

  1. Menjaga Akhlak dan Perilaku Sehari-hari
Baca Juga:  Inilah Makna di Balik Penamaan Salat Lima Waktu

Selain adab dalam belajar, kitab Alala menekankan pentingnya perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Ilmu yang benar harus disertai akhlak yang benar.

Contoh beberapa akhlak baik yang harus ditekankan meliputi:

– Bersikap jujur,

– Menjaga lisan,

– Tidak menyakiti orang lain,

– Berperilaku sopan di mana pun berada,

– Serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Ilmu tanpa akhlak akan kehilangan manfaatnya. Karena itu, mempraktikkan adab sehari-hari adalah bagian tak terpisahkan dari proses menuntut ilmu.

  1. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah

Kitab Alala juga menegaskan bahwa keberhasilan dalam menuntut ilmu bukan semata hasil usaha manusia, tetapi juga pertolongan Allah.

Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa, terutama doa agar dimudahkan memahami pelajaran, diberi keberkahan waktu, dan dijauhkan dari sifat malas.

Doa tidak hanya diucapkan di awal belajar, tetapi juga sepanjang perjalanan menuntut ilmu.

Doa adalah lambang kerendahan hati sekaligus bukti bahwa ilmu adalah cahaya yang dianugerahkan oleh Allah kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.[]Dani hasan Ahmad

Related Posts

Latest Post