almuhtada.org – Hati atau qalb adalah bagian yang sangat penting bagi manusia. Hati adalah penentu akhlak seseorang, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasullulah, “Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR.Bukhari)
Bayangkan jika penyakit menyerang hati, apa yang terjadi? Sama seperti sebuah pohon, jika akarnya tercabut maka akan tumbang pohon tersebut. Sebesar atau sekuat apapun pohon itu.
Belum tentu, orang yang jasmaninya sehat, batinnya juga ikut sehat. Jika hatinya sakit, apa saja yang ia lakukan, pikiran, katakan adalah hal-hal yang tidak benar.
Awal keburukan tumbuh dari hati yang berpenyakit. Oleh karena itu penyakit hati jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik, karena bisa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang begitu besar dan menyengsarakan. Maka dari itu kita perlu mengenal beberapa penyakit hati yang berbahaya bagi kita, antara lain;
- Sombong
Kesombongan adalah penyakit hati yang merugikan pelakunya, maupun orang-orang di sekitarnya. Orang yang sombong tidak akan mendapatkan apa pun, selain kesengsaraan dunia maupun akhirat kelak. Kesengsaraan dunia tidak hanya pada kesengsaraan harta, jabatan, atau lainnya. Melainkan kesengsaraan hati dan pikiran yang terus teracuni oleh nafsu yang selalu menggebu-gebu. Sebagaimana tercantum dalam surah Al-Mu’min ayat 76, yang berbunyi ;
ٱدْخُلُوٓا۟ أَبْوَٰبَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ فَبِئْسَ مَثْوَى ٱلْمُتَكَبِّرِينَ
Artinya: (Dikatakan kepada mereka) “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.” (QS. Al-Mu’min:76)
Orang yang sombong tidak akan mendapatkan surga. Allah melarang kita untuk menjadi orang yang sombong, larangan tersebut terdapat dalam surat Al-Isra’ ayat 37.
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا
Artinya: “Dan Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.” (QS. Al-Isra’:37)
Kesombongan adalah hawa nafsu kita yang kemudian menyebar secara perlahan, sombong menggerogoti keimanan kita perlahan-lahan sehingga dapat mengendalikan hati kita.
- Iri dan Dengki
Salah satu penyakit hati yang tidak kalah dari sombong adalah iri hati atau dengki. Jika penyakit ini menyerang hati, dan kita tidak segera mengobatinya maka bersiaplah kita kehilangan seluruh hal baik dalam diri kita. Tidak ada gunanya memupuk benih iri hati dan dengki. Hal tersebut sama saja kita memupuk tanaman beracun, yang perlahan-lahan akan membunuh diri kita, cepat ataupun lambat.
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْاۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَۗ وَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Artinya: “Dan Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa’:32)
Orang yang iri hati akan terus saja memikirkan urusan orang lain, bahkan memikirkan cara agar bisa menjatuhkannya. Penyakit iri hati dan dengki meracuni hati menjadikan seseorang kehilangan seluruh hal baik dalam dirinya.
Rasulullah Saw bersabda, “Waspadalah terhadap hasud (Iri dan Dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu.” (HR.Abu Dawud)
Tidak ada keuntungan apapun yang kita dapatkan dengan memelihara penyakit iri dan dengki. Penyakit tersebut akan menghancurkan diri kita sendiri. Hidup di dunia pun tidak akan terasa tenang dan tenteram.
- Bakhil atau Pelit
Bakhil atau pelit adalah penyakit hati yang sama bahayanya dengan sombong dan iri. Orang yang terkena penyakit ini tidak akan disukai oleh orang lain, apalagi Allah. Penyakit ini sama sekali tidak membawa manfaat apapun, baik bagi diri kita, orang lain, lingkungan, maupun agama.
Orang pelit ibarat sampah yang menyumbat aliran air. Orang pelit, menghambat kebaikan, keberuntungan, dan keselamatan diri.
Dilihat dari sudut pandang syariat, orang pelit adalah orang yang tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya. Ia enggan membelanjakan atau mengeluarkan harta miliknya di jalan Allah.
Bukan hanya enggan memberi berupa harta miliknya, orang yang pelit juga enggan memberi kebaikan dan manfaat untuk orang lain. Enggan tersenyum, mengucapkan salam, enggan bergaul, enggan bersilaturahmi, enggan datang ke majelis-majelis keilmuan, hal tersebut juga termasuk orang yang pelit. Orang yang pelit hanya mau memberikan sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya.
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ
يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِي
Artinya: “Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Imran:180)
Dalam QS. Al-Lail ayat 8-11 juga dijelaskan;
وَاَمَّا مَنۡۢ بَخِلَ وَاسۡتَغۡنٰىۙ(٨)
“Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah)”
وَكَذَّبَ بِالۡحُسۡنٰىۙ (٩)
“Serta mendustakan (pahala) yang terbaik.”
فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلۡعُسۡرٰىؕ (١٠)
“Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).”
وَمَا يُغۡنِىۡ عَنۡهُ مَالُهٗۤ اِذَا تَرَدّٰىؕ ) (١١)
“Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila dia telah binasa.”
Jangan dikira penyakit hati bukan penyakit yang serius. Penyakit hati ini adalah penyakit yang berbahaya jika dibiarkan bertahan lama dalam diri seseorang.
Lalu, dengan apa kita bisa menghapusnya? Kita harus melawan penyakit itu dengan jalan kesabaran, kesabaran dalam mendoakan, kesabaran dalam selalu merendahkan hati, dan kesabaran dalam memberi.
Percayalah, setiap penyakit hati ada hikmah besar yang akan kita ambil. Jika kita melewati ujiannya dengan penuh kesabaran, Allah akan mengasihi dan menghapus dosa-dosa kita. [] Shokifatus Salamah











