Almuhtada.org – Menurut Quraish Shihab, kata qalb atau hati dapat dipahami sebagai potensi (kemampuan) seseorang dalam meraih pengetahuan ataupun potensi (kemampuan) yang dimiliki manusia.
Kata qalb atau hati dalam al-Qur’an dapat ditafsirkan dengan sikap atau karakter yang dimiliki manusia untuk dapat berinteraksi.
Dalam islam, hati merupakan langkah terakhir atau yang paling lemah yang digunakan seseorang dalam mengubah kemungkaran. Rasulullah saw.
Bersabda yang artinya, “Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman”.
Kemungkaran diartikan sebagai tindakan atau perilaku yang dianggap buruk atau tidak baik menurut standar moral atau sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Hati juga bisa menjadi penyebab seseorang melakukan hal-hal yang tidak baik. Hal itu biasa disebut dengan penyakit hati.
Dalam perspektif islam, penyakit hati sering dihubungkan degan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (akhlak mazmumah). Contoh penyakit hati di antaranya;
- riya’ atau pamer,
- marah atau ghadab,
- ujub atau bangga terhadap diri sendiri,
- iri dengki (hasad),
- takabur (sombong),
- ghibah (bergunjing atau membicarakan aib orang lain),
- lalai atau lupa, dan;
- was-was.
Dalam pembahasan kali ini kita tidak akan membahas mengenai penyakit hati. Kita akan membahas mengenai obat atau penawar hati.
Penyakit hati dapat disembuhkan dengan melakukan amalan-amalan batiniah seperti taubat dan memohon ampun kepada Allah swt., memiliki rasa takut atau khauf, zuhud, sabar, syukur, ikhlas, tawakkal, jujur, menanamkan cinta kepada Allah dan Rasul, ridha kepada qadha dan qadar, serta senantiasa mengingat kematian.
Imam Sayyid al-Jaliil Ibrahim al-Khawwash dalam syairnya berkata;
قال السيد الجليل صاحب الكرامات والمعارف ، والمواهب واللطائف ، إبراهيم الخواص رضي الله عنه : دواء القلب خمسة أشياء : قراءة القرآن بالتدبر ، وخلاء البطن ، وقيام الليل ، والتضرع عند السحر ، ومجالسة الصالحين.
Artinya:
“Sayyid al-Jaliil pemilik martabat dan pengetahuan, bakat dan kehalusan, Ibrahim al-Khawash (ra dengan dia) berkata: Obat penyakit hati itu ada lima hal: membaca Al-Qur’an dan mentaddaburi maknanya, mengosongkan perut, mendirikan shalat di malam hari, bertadabbur kepada Allah di waktu sahur, berkumpul dengan orang shaleh”.
Menurut Imam Ibrahim al-Khawwash, obat atau penawar hati ada lima, yaitu:
- Membaca al-Quran dan memahami maknanya
Membaca al-Quran dapat menjadikan hati kita tenang dan dapat mencegah dari penyakit hati. Karena dengan membaca al-Quran dengan memahami maknanya dapat membuat perasaan kita menjadi nyaman dan mendekatkan diri dengan Allah swt..
- Mengosongkan perut
Sayyidah Aisyah juga meriwayatkan:
تُوَرُثُ الْقَسْوَةِ فِي الْقَلْبِ ثَلَاثُ خِصَالٍ، حَبُّ الطَّعَامِ وَحُبُّ النَّوْمِ وَحُبُّ الرَّاحَةِ
Tiga sifat yang mewariskan kerasnya hati: “Suka makan, suka tidur, dan suka beristirahat.”
Tanpa kita sadari mengosongkan perut dapat menjadikan diri kita lebih nyaman, aman, dan tenang apalagi dalam mengerjakan suatu ibadah.
Karena, jika perut kita terisi apalagi melebihi batas wajar maka dapat mendatangkan penyakit dan mengurangi kekhusyukan dalam melakukan aktivitas.
- Mendirikan shalat malam
Shalat malam memiliki banyak keistimewaan apalagi jika kita rutin melaksanakannya. Mendirikan shalat malam bahkan terdapat anjurannya dalam al-Quran.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَاماً مَحْمُوْداً
“Dan pada sebagian malam hari bersalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Dalil tersebut menunjukkan bahwa shalat malam dianjurkan untuk dikerjakan karena memiliki banyak keutamaan dan dapat membersihkan hati dari suatu penyakit.
- Bertadabbur kepada Allah di waktu sahur
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah bersabda: “Setiap malam Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, Dia berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku berikan, siapa ynag minta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.” (HR. Muslim: 758)
Hadits tersebut juga semakin menguatkan bahwa waktu sepertiga malam terakhir atau waktu sahur merupakan waktu di mana Allah akan mengabulkan doa siapa pun yang dituju kepadanya dan akan mengampuninya jika ia bertaubat.
- Berkumpul dengan orang shaleh
Sejatinya kepribadian atau tingkah laku kita juga terbentuk dari dengan siapa kita berkumpul, berdiskusi dan menghabiskan waktu. Jika kita berkumpul dengan orang shaleh maka kita akan tertular kesholehan dari orang tersebut.
Dan sebaliknya, jika kita berkumpul dengan orang yang buruk maka kita akan tertular sikap buruknya juga. Jadi, sebagai seoranng muslim kita harus bisa memilah dan memilih teman juga meyakinkan bahwa kita selalu berada di lingkungan orang-orang shaleh.
Jadi itulah lima obat atau penawar hati menurut Sayyid al-Jaliil Ibrahim al-Khawwash. Sebagai umat muslim, seoga kita bisa mengamalkan hal tersebut supaya kita selalu diberikan rasa aman dan tentram dan dijauhkan dari segala penyakit hati. Dan semoga kita termasuk prang-orang yang mendapat petunjuk di dunia dan di akhirat. [] Alya Rosadiana
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah