Jujur adalah Awal Mula Ketenangan Jiwa

Ilustrasi bunga sebagai simbol ketenangan jiwa (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Akhir-akhir ini banyak manusia yang merasa stres karena dituntut menjadi sempurna.

Setiap dari mereka ada yang selalu berusaha untuk menutupi celah kekurangannya.

Ada dari mereka yang membuat alasan yang tidak perlu. Ada juga yang mengatakan perihal kecil yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kenyataannya.

Padahal, semakin mencoba menutupi sesuatu yang sifatnya real, berakibat rasa berat pada perasaannya.

Dalam Islam, kejujuran memiliki posisi yang sangat tinggi.

Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab: 70, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar.”

Dari ayat di atas, kejujuran berperan penting dalam kehidupan manusia.

Pada ayat ini juga bermakna setiap ucapan yang benar akan membawa kejelasan, keadilan, dan ketenangan.

Sebuah kejujuran akan melahirkan ketenangan jiwa.

Kejujuran merupakan sebuah ciri orang bertakwa, bahkan disajikan juga pada QS. At-Taubah: 119, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kalian dengan orang-orang yang jujur”.

Kejujuran adalah sebuah karakter yang mestinya dibentuk pada diri seorang muslim.

Kebenaran bersifat sederhana dan pasti, sedangkan kebohongan sifatnya rumit dan melelahkan.

“Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga…” (HR. Bukhari Muslim).

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mempraktikkan perilaku jujur ini dalam hal sederhana.

Misalnya, mengakui kesalahan diri sendiri tanpa menyalahkan orang lain.

Baca Juga:  Yuk Simak Sumber Cahaya di Tengah Badai Kehidupan Mahasiswa Perantauan

Termasuk juga jujur kepada diri sendiri perihal mengenali kemampuan, kelemahan, bahkan niat.

Karena perkara hati siapa yang tahu, dan isi hati tercermin dari tindakan manusia.

Kejujuran dalam kehidupan sosial juga sama pentingnya.

Dengan kita bersikap apa adanya akan menunjukkan integritas kita sebagai cerminan seorang muslim.

Misalnya, tidak berkata kasar, tetapi berkata yang baik dengan cara yang baik.

Membangun komunikasi yang terbuka dalam keluarga, pertemanan, atau organisasi untuk meminimalisir miskomunikasi.

Sebuah kepercayaan akan lahir dari keyakinan.

Keyakinan dari perkataan yang bisa dibenarkan secara real, janji yang ditepati dan sikap yang stabil.

Praktik jujur juga dapat menjadi magnet bagi lingkungan sekitar, mereka akan merasa aman untuk bergabung berinteraksi dengannya tanpa curiga atau takut dikhianati.

Akhirnya, kejujuran adalah jalan menuju ketenangan jiwa.

Menerapkan kebiasaan jujur memang tidak selalu membuat semuanya mudah, tetapi selalu membuat hati lebih ringan.

Mulailah dari langkah kecil misalnya, berkata benar, menepati janji, dan mengakui kesalahan. Karena semakin jujur seseorang, akan semakin damai ia menjalani hidupnya. [] Lailia Lutfi Fathin

Related Posts

Latest Post