Tentang Titik-titik yang Terus Melanjutkan Cerita

Gambar tangan menengadah sebagai simbol meminta kepada Sang Penguasa (Sumber: almuhtada.org – freepik.com)

almuhtada.org – Masalah adalah pertemuan yang sudah dipastikan selama hidup. Setiap dari kita, seberapa pun tegap dalam berjalan, tengah memikul beban seberat dunia: senilai seluruh kehidupan tiap-tiapnya.

Barangkali kata-kata itu terdengar terlalu hiperbola, tertulis dalam Quran surah Al-Ankabut ayat 2 sebagai berikut:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ ۝٢

Yang artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji?”

Baca Juga:  Bacalah Al-Qur’an walau Satu Ayat! Inilah Keutamaan Bagi Orang Yang Istiqomah dalam Membaca Al-Qur’an !

Ujian adalah sesuatu yang pasti sebagaimana kemudian pertanyaan retorika tersebut dijawab di ayat setelahnya. Sayangnya, kenyataan bahwasanya kita tahu masalah pasti akan datang tidak menjadikannya lebih mudah untuk diterima. Pahami kalimat tersebut dengan mengingat bahwasanya kata masalah tidak membentuk makna apa pun dari morfem ‘salah’ di dalamnya.

Ada titik yang mana terbentuknya tidak berfungsi sebagai penanda akhir kalimat. Ceritanya terus berlanjut, tetapi goresannya tidak melahirkan kalimat-kalimat baru. Ia keras kepala bergerak konstan membentuk sederetan titik. Tidak mengakhiri cerita, tidak pula melanjutkannya.

Titik-titik itu adalah sebentuk pertahanan, karena manusia tidak boleh mengakhiri ceritanya sampai bertemu akhir (the end). Ada orang yang memilih menenggelamkan diri dalam kesibukan, ada pula yang mengalihkan dunianya ke medsos, sebagian yang lain secara betulan berkutat membentuk titik-titik mengira itu sungguhan bisa menyembuhkan.

Ke semua itu adalah bentuk coping mechanism, yang mana ketika diartikan sebagai usaha untuk terus melanjutkan cerita dalam kaitannya terhadap menghadapi masalah selalu merupakan hal yang tidak salah. Dikatakan begitu karena fokusnya adalah melanjutkan cerita, yang mana tokoh antagonisnya di sini adalah keinginan membentuk titik akhir tanpa bertemu keterangan the end.

Baca Juga:  Kesabaran sebagai Kunci Kehidupan dalam Agama Islam

Sebaik apapun sistem pertahanan, menciptakan lingkungan yang bersih misal, sebagaimana bersih-bersih juga salah satu yang dimaksudkan sebagai menyibukkan diri, ataupun hanya bertahan agar cerita terus berlangsung dalam bentuk deretan titik-titik, yang terbaik dari itu semua adalah berlari menuju sumber kekuatan tak terbatas, yaitu Allah Swt. [Muhammad Irbad Syariyah]

Related Posts

Latest Post