almuhtada.org – Sebagian besar manusia sering lupa dan lalai akan kematian. Mereka terlalu disibukkan dengan perkara duniawi sehingga lupa dan lalai dengan perkara akhirat.
Mereka lupa bahwa kelak mereka akan menemui ajal dan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Oleh karena itu, mengingat kematian menjadi hal yang sangat penting dalam hidup.
Rasulullah Saw. bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى الْمَوْتَ
Artinya: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian” (H.R. Tirmidzi)
Berdasarkan hadis di atas, dapat dilihat bahwa Rasulullah Saw. telah memerintahkan kita untuk senantiasa mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian.
Dalam Islam, mengingat kematian sering disebut sebagai dzikrul maut. Dzikrul maut adalah mengingat atau merenungi kematian sebagai bentuk peringatan spiritual dalam Islam.
Dalam kehidupan sehari-hari, dzikrul maut memiliki beragam hikmah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Lantas, apa saja hikmah yang terkandung dalam dzikrul maut dalam Islam? Simak artikel berikut dengan seksama!
-
Mengingatkan kita untuk senantiasa mempersiapkan amal terbaik sebagai bekal di akhirat kelak
Tidak ada yang tahu kapan ajal akan menjemput kita kecuali Allah Swt. Selain itu, apabila telah datang waktunya, kita tidak dapat menghindari kematian. Hal tersebut sejalan dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-A’raf ayat 34 yang berbunyi:
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf:34)
Seperti yang telah dijelaskan pada Q.S. Al-A’raf ayat 34 di atas, kita tidak akan pernah bisa menghindari dari kematian. Selain itu, kita juga tidak tahu kapan ajal akan menjemput. Dengan terus mengingat kematian, kita diharapkan dapat mempersiapkan amal terbaik sebagai bekal kita di akhirat kelak karena sesungguhnya kita hanya bisa beramal ketika masih hidup.
-
Mengingatkan kita untuk memperbanyak taubat kepada Allah Swt.
Kita sebagai manusia tentu tidak dapat luput dari salah dan dosa terutama kepada Allah Swt. Selain itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kita tidak dapat mengetahui kapan ajal akan menjemput kita.
Oleh karena itu, dengan senantiasa mengingat kematian, diharapkan kita dapat memperbanyak taubat selama hidup karena sesungguhnya Allah Swt. hanya akan menerima taubat hamba-Nya ketika mereka masih hidup.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 18 yang berbunyi:
بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Artinya: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.” (Q.S. An-Nisa:18)
Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S. An-Nisa ayat 18, Allah Swt. hanya akan menerima taubat seseorang sebelum ajal menjemput orang tersebut. Dengan kata lain, kesempatan kita menggugurkan dosa-dosa yang telah kita perbuat dengan bertaubat hanya berlaku ketika kita masih hidup.
Selain kedua hikmah yang telah dijelaskan di atas, masih terdapat banyak hikmah lain yang terkandung dalam dzikrul maut atau mengingat kematian. Dengan membaca dan meresapi penjelasan di atas, diharapkan kita semua dapat mempersiapkan bekal terbaik bagi diri kita di akhirat kelak. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua orang yang membacanya. [Muhammad Khoirul Anwar]