Antara Adab dan Ilmu, Mana yang Lebih Tinggi?

Tulisan "Adab itu di atas ilmu" (pinterest.com-almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang sangat mulia. Allah memuliakan orang-orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قِيْلَ لَـكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَا فْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَـكُمْ ۚ وَاِ ذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَا نْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ ۙ وَا لَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Baca Juga:  Inilah Pentingnya Membangun Mindset Positif di Tengah Kesibukan Yang Melanda!

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 11)

Namun, sebesar apa pun kedudukan ilmu, para ulama sepakat bahwa adab menempati posisi yang lebih tinggi. Adab menjadi fondasi bagi ilmu agar tidak disalahgunakan, sekaligus menjadi cermin keimanan seseorang.

Pengertian Adab dan Ilmu dalam Islam,

Ilmu sendiri merupakan pengetahuan yang mengantarkan seorang hamba untuk mengenal Allah, memahami syariat-Nya, dan mengamalkannya.

Sedangkan Adab yaitu tata krama, akhlak, serta sikap yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, baik kepada Allah, sesama manusia, maupun seluruh makhluk.

Baca Juga:  Kiat - Kiat Basic Manner Ala Muslim!

Imam al-Ghazali menyebut bahwa ilmu tanpa adab bagaikan api tanpa kendali, yang justru bisa membakar dan merusak.

Banyak ulama terdahulu yang menekankan pentingnya adab sebelum ilmu.

Imam Malik berkata:

Ibuku selalu memakaikan aku pakaian terbaik, lalu ia berkata: “Pergilah kepada Rabi’ah, belajarlah adab darinya sebelum engkau belajar ilmu.”

Imam Abdullah bin Mubarak juga menegaskan:

“Kami lebih membutuhkan adab dalam menuntut ilmu daripada ilmu itu sendiri.”

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu yang tidak dihiasi adab akan kehilangan keberkahan.

Ilmu tanpa adab dapat melahirkan kesombongan, merasa paling benar, bahkan berani menentang Allah dan Rasul-Nya. Seorang berilmu tinggi tetapi tanpa adab bisa menjadi sumber fitnah, merendahkan orang lain, atau menggunakan ilmunya untuk kepentingan dunia semata.

Baca Juga:  Hukum Menggunakan Alat Makan yang Terkena Najis

Sebaliknya, seseorang yang memiliki adab, meskipun ilmunya terbatas, tetap mulia di sisi Allah karena sikap tawadhu’, rendah hati, dan ketundukannya pada kebenaran.

Walaupun adab lebih tinggi, bukan berarti ilmu tidak penting. Islam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya. Namun, ilmu harus berjalan beriringan dengan adab. Adab adalah akar, sementara ilmu adalah buahnya. Tanpa akar, pohon tidak akan tegak, tanpa buah, pohon kehilangan manfaat.

Dalam pandangan Islam, adab lebih tinggi daripada ilmu. Ilmu adalah cahaya, tetapi adab adalah penuntun agar cahaya itu menerangi, bukan membakar. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab tawadhu’, menghormati guru, tidak sombong, dan selalu mendahulukan akhlak. Dengan adab, ilmu akan melahirkan keberkahan. Tanpa adab, ilmu hanya menjadi tumpukan pengetahuan yang kering dari hikmah. [Siti Fatimah]

Related Posts

Latest Post