almuhtada.org – Coba jawab jujur ya siapa di antara dari diri kita yang ngga pernah diuji dari Allah Swt.?, kita sebagai seorang mahasiswa atau bahkan sekaligus menjadi mahasantri, pastinya dari teman-teman merasakan sendiri betapa getirnya perjuangan dalam dunia perkuliahan ini.
Mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, kemudian amanah atau tanggung jawab moral di organisasi, hingga ujian kehidupan di luar dunia perkuliahan yang kadang membuat kita jadi nyesek.
Namun, di balik semua itu, pastinya Allah Swt. ingin menyampaikan pesan dan hikmah-Nya, bahwa sabar merupakan jalan menuju kedekatan dengan-Nya.
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an sering dan berulang kali mengingatkan yaitu:
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 153).
Ayat diatas menjelaskan kepada kita semua bahwasanya kesabaran bukan hanya sekadar menahan diri semata, akan tetapi sebuah seni hidup yang menuntun kita kepada jalan kemuliaan.
Nabi Musa A.S. yang Senantiasa Sabar Menghadapi Fir’aun dan juga Kaumnya
Oke, coba sekarang bayangkan diri kita di posisi Nabi Musa A.S., beliau diutus untuk menyeru kepada Fir’aun yaitu penguasa yang zalim dan juga memerintahkan untuk melakukan pembunuhan kepada anak-anak lelaki serta menindas Bani Israil dengan kejam.
Tidak sampai disitu, dari kaum Nabi Musa A.S. sering menentang beliau dengan menyembah patung anak sapi, mengingkari segala nikmat-nikmat Allah Swt. yang telah diberikan kepadanya, bahkan sampai-sampai menuduh Nabi Musa A.S. sebagai seorang penyihir dan juga pembunuh.
Namun, beliau tetap tegar. Rasulullah ﷺ bahkan memuji kesabarannya:
رَحِمَ اللهُ مُوسَى لَقَدْ أُوْذِيَ بِأَكْثَرَ مِنْ هَذَا فَصَبَرَ
“Allah merahmati Musa, sungguh beliau telah disakiti lebih banyak dari ini, namun tetap bersabar.” (H.R. Bukhari).
Kesabaran Nabi Musa A.S. membuahkan pembelaan dari Allah Swt. Sebagaimana di dalam firman-Nya yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِندَ اللَّهِ وَجِيهًا
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan mereka. Dan dia adalah seorang yang terhormat di sisi Allah.” (Q.S. Al-Ahzab: 69).
Kesabaran Para Nabi Utusan Allah Swt. yang membuktikan bahwa Sunnatullah yang Tidak Pernah Gagal
Bukan hanya Nabi Musa A.S. saja yang diuji kesabarannya, sekarang coba lihatlah Nabi Ayyub A.S., yang senantiasa sabar bertahun-tahun dalam rasa sakitnya hingga Allah Swt. memuliakan beliau.
Sekarang bayangkan dan juga bayangkan Nabi Ya’qub A.S. sebagai seorang ayah yang selalu sabar ketika kehilangan anak tercintanya yaitu Nabi Yusuf A.S., hingga pada akhirnya Allah Swt. mempertemukan mereka kembali dengan pertemuan yang Indah.
Kemudian juga dengan kesabaran Nabi Ismail A.S, yang sabar ketika ayahnya hendak menyembelih beliau, hingga Allah Swt. menggantikannya dengan sembelihan yang besar.
Jadi, Sunnatullah atau hukum ketetapan Allah Swt. ini selalu berlaku sepanjang zaman kehidupan yaitu siapa pun yang sabar di jalan Allah Swt., pasti akan mendapat balasan yang indah dari Allah Swt.
Refleksi sebagai Seorang Mahasiswa sekaligus Mahasantri
Sebagai mahasiswa dan juga mahasantri, kesabaran bukan hanya dibutuhkan saat menghadapi ujian di dalam perkuliahan saja, akan tetapi juga dalam menjaga iman di tengah hiruk pikuk dunia kampus.
Sabar menahan godaan malas yang datang melanda, sabar menahan emosi dan amarah, sabar berjuang demi meraih cita-cita, dan juga pastinya sabar dalam menjaga hati dan diri kita dari berbagai macam hal-hal yang menjauhkan kita dari Allah Swt.
Jadi, perlu kita ketahui dan maknai bersama-sama bahwa di setiap kesabaran, pasti ada janji indah yang Allah Swt simpan kelak di akhirat.
Penutup
Oleh karena itu, Sabar merupakan sebuah kunci.
Ia bukan sebuah kelemahan, melainkan sebuah kekuatan jiwa.
Hal itu sudah dibuktikan oleh Nabi Musa A.S., Nabi Ayyub A.S., Nabi Ya’qub A.S., Nabi Ismail A.S., dan para nabi lainnya yang telah mencontohkan kepada kita semua bahwa ujian adalah jalan menuju kemuliaan di sisi Allah Swt.
Maka, intinya jangan pernah menyerah dalam kesabaran, karena satu hal Allah Swt. tidak pernah ingkar janji-Nya.
Terakhir, mari kita jadikan sabar ini sebagai bekal hidup kita sekarang di dalam dunia perkuliahan maupun kehidupan pasca perkuliahan.
Karena dengan kesabaran yang kita miliki dalam menghadapi setiap ujian hidup di dunia, maka kita tidak hanya menguatkan hati dan juga diri saja, akan tetapi juga semoga membuat kita semakin dekat dengan Allah SWT, aamiin. [] ALFIAN HIDAYAT – Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada Angkatan 5