almuhtada.org – Beberapa ilmuwan, menurut stephen R. Covey pernah berkata “Taburlah gagasan, petiklah perbuatan. Taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, petiklah karakter. Taburlah karakter, petiklah nasib.”
Dari quote diatas kita tahu bahwa hidup sangat dipengaruhi oleh apa yang kita ulang setiap hari. Bagaimana kebiasaan itu terbentuk?
William James, ahli psikologi asal Amerika menyatakan sesuatu yang dilakukan 45 menit berturut-turut akan menjadi kebiasaan. Menurut Doug Hooper, angka ini sangat logis karena otak itu seperti tanah liat yang mudah dibentuk alur kebiasaanya.
Kalau kamu mau mengubah kebiasaan, kamu harus keluar dari alur lama dan mulai membentuk saluran baru. Hal ini perlu dilakukan latihan terus menerus. Maka dari itu, dulunya yang terasa asing, bisa jadi mudah kalau terbiasa.
Misalnya waktu pertama belajar nyetir motor. Awalnya gugup, tapi setelah diulang-ulang jadi lancar. Jika kita refleksikan lagi, pernahkah kalian berpikir kenapa kita bisa menghafal Al-Fatihah tanpa niat menghafal?
Nah, jawabanya adalah pengulangan. Kebiasaan terbentuk karena dilakukan berulang kali. Sama hal nya dengan Al-Fatihah yang di ulang kali di dengar dan baca setiap shalat maka hal itu teringat oleh diri kita sampai di bawah alam sadar kita.
Banyak kebiasaan yang bisa kita ciptakan. Kebiasaan untuk membaca Al-Quran selama 45 menit mungkin, kebiasaan berdzikir di pagi hari, kebiasaan melakukan shalat malam, dan kebiasaan baik lainnya.
Perlu kalian tahu, setiap kebiasaan baik itu akan menentukan nasib. Nasib itu berasal dari kebiasaan yang dilakukan berulang kali. Jika kamu ingin pintar maka perlu untuk belajar setiap hari ataupun perlu melakukan pengulangan terhadap ilmu.
Begitu juga, jika kamu ingin mati dalam keadaan khusnul khotimah maka kamu perlu melakukan kebiasaan seperti membaca Al-quran, berdzikir, atau bahkan shalat. Lakukanlah kebiasaan-kebiasaan kecil yang nantinya akan merubah hal besar. Setiap perubahan yang dilakukan akan membawa dampak yang berpengaruh ke masa depan.
Bahkan tanpa kita sadari setiap kebiasaan baik dapat menciptakan hal baik untuk orang lain. Maksud dari kalimat ini adalah jika kamu melakukan kebiasaan baik bisa jadi orang lain akan mengikuti kebiasaan baik yang kamu lakukan. Nah, hal ini bermanfaat untuk nasib dirimu sendiri dan juga orang lain. [] Laila Amalia