Almuhtada.org – Pernah nggak sih, kita merasa hidup penuh akan kerikil? Kadang kita dihadapkan sama hal-hal yang nggak pernah kita sangka. Musibah datang tiba-tiba, bikin hati jatuh, bikin air mata nggak terbendung. Kehilangan orang tersayang, sakit yang datang tanpa permisi, kegagalan yang menghantam impian, semua itu rasanya berat banget. Tapi di balik semua rasa sakit itu, sebenarnya ada pintu terbuka lebar yang Allah sediakan, pintu untuk kembali kepada-Nya.
Sering kali kita terlalu sibuk sama dunia, kejar target, cari uang, sibuk berprestasi sampai lupa siapa yang ngasih napas dan nikmat hidup ini. Allah, dengan kasih sayang-Nya, kadang mengetuk kita lewat musibah supaya kita sadar, supaya kita nggak makin jauh dari-Nya. Karena siapa lagi yang bisa menenangkan hati kalau bukan Allah?
Musibah itu seperti alarm, tanda bahwa kita perlu berhenti sejenak dan memeriksa arah langkah kita. Jangan sampai kita berjalan jauh, tapi justru menjauh dari-Nya. Lewat musibah, Allah mau kita datang lagi, berdoa lagi, curhat lagi, berserah lagi. Karena seringnya, manusia baru benar-benar pasrah saat dirinya sudah nggak punya pegangan lain selain Allah.
Allah sendiri berjanji dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6). Artinya di balik ujian selalu ada rahmat yang menanti, asalkan kita mau bersabar dan terus berharap kepada-Nya. Kadang musibah itu justru bikin hati kita lebih lembut, lebih sadar, lebih dekat.
Jadi, jangan buru-buru menyalahkan takdir.
Bisa jadi musibah ini adalah bentuk cinta Allah supaya kita kembali, supaya kita nggak terlena sama dunia yang sementara. Bukankah kita semua bakal pulang ke Allah juga pada akhirnya? Maka lebih baik kita pulang dalam keadaan hati yang sudah terhubung sama-Nya, bukan malah dalam kondisi lalai.
Penulis: Lailia Lutfi Fathin