almuhtada.org – Setiap orang selalu mendambakan kemudahan dalam mencari rezeki.
Dalam setiap doa yang kita panjatkan, dalam setiap sholat yang selalu kita jaga, dan di setiap sungkuran sujud yang penuh harap, kita senantiasa melambungkan doa-doa kebaikan, termasuk rezeki.
Rezeki yang kita maksudkan memiliki arti yang sangat luas.
Barangkali, kita meminta rezeki akan hadirnya seorang anak, rezeki akan kemenangan yang telah kita perjuangkan, rezeki uang untuk menafkahi keluarga, dan masih banyak lagi.
Rezeki yang kita minta dari Allah tidak benar-benar hanya sebatas itu.
Sejatinya, kita tidak pernah benar-benar tahu apa saja yang seharusnya kita minta dalam doa.
Namun Allah Maha Mengetahui.
Allah memberikan segala kebutuhan kita tanpa kita minta.
Allah memberi kita oksigen sehingga kita bisa hidup sampai saat ini.
Allah memberi kita mulut dan gigi sehingga kita bisa makan untuk melanjutkan hidup hari demi hari.
Allah memberikan kebutuhan kita tiada henti.
Rezeki yang kita minta kepada Allah sebenarnya telah Allah berikan setiap hari.
Barangkali, rezeki tidak selalu datang dalam bentuk materi.
Rezeki tidak melulu tentang uang melimpah, pakaian bagus, atau menang dalam kompetisi.
Akan tetapi rezeki datang dalam bentuk apapun yang tidak pernah kita sangka-sangka, seperti kesehatan, jalan keluar dari sebuah masalah, keluarnya beban pikiran, kebaikan orang disekitar kita, dan masih banyak lagi.
Semua itu adalah bentuk kasih Allah yang luar biasa luasnya.
Allah selalu dekat dengan kita andaikan kita mau menghayati seluruh kehidupan ini.
Tergantung bagaimana kita meresapi dan menyikapinya.
Allah adalah dzat yang Maha Agung. Allah tidak pernah tidur. Allah tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.
Oleh karena itu, marilah kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Marilah kita merenungkan betapa tidak berdayanya kita tanpa Allah swt.
Sudahkah pantas kita berharap untuk masuk ke dalam surga dan bertemu dengan-Nya?
Allahu akbar. Allah Maha Besar.
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. [Nihayatur Rif’ah]