almuhtada.org – Pernahkah muncul dalam benak hati kalian sebuah pertanyaan “Kira-kira Allah sayang ga sih sama kita?” dan pernahkah kalian berpikir “Allah gak adil, padahal aku taat beribadah tapi kenapa hidupku susah? Allah gak pernah ada buatku, buktinya rencanaku tidak pernah berhasil. Allah gak sayang aku, seberapa besar usaha dan doa yang aku lakukan, aku tetap gagal.”
Jika kalian pernah berpikir demikian coba bayangkan “Bagaimana jika semua hal-hal buruk dan kurang menyenangkan itu bisa terjadi karena sebenarnya Allah sesayang itu sama kita?”
“Bagaimana jika kita terus mengalami kegagalan karena ada waktu yang lebih tepat dan skenario lebih baik yang sebenarnya Allah sedang persiapkan?” Sehingga saat waktunya pun tiba, dengan penuh kebahagiaan Allah memanggil kita:
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)
Ketika hidup terasa begitu sulit dan berat, mungkin kita lupa bahwa Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Sebuah kisah sederhana tentang biji bunga yang tak kunjung tumbuh bisa menjadi pelajaran berharga.
Ada seorang anak kecil yang menanam benih di tanah yang subur. Setiap hari ia menyiraminya dengan air, memastikan tanahnya tetap lembap dan terkena sinar matahari. Namun, hari demi hari berlalu, tidak ada tanda-tanda benih itu tumbuh. Anak itu merasa sedih, bahkan marah, “Kenapa benih ini tidak tumbuh? Apa aku salah menanamnya? Apakah air yang kuberikan kurang?”
Tapi yang ia tidak tahu, di bawah tanah, akar-akar kecil mulai tumbuh dan menancap lebih dalam. Benih itu sedang memperkuat fondasinya, menyiapkan dirinya untuk menjadi bunga yang kokoh dan indah. Waktu yang anak itu rasakan sebagai kegagalan ternyata adalah proses yang penuh kasih sayang untuk memastikan bunga itu tumbuh dengan sempurna.
Kehidupan kita sering kali seperti kisah benih itu. Kita merasa usaha dan doa kita sia-sia, padahal Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan. Ketika rencana kita tidak sesuai harapan, bisa jadi karena Allah tahu rencana itu tidak akan membawa kebaikan.
Bayangkan, jika Allah langsung memberikan segala yang kita inginkan tanpa menimbang manfaatnya untuk kita, apa yang akan terjadi? Mungkin kita akan jauh dari-Nya. Mungkin kita tidak akan pernah belajar bersyukur atau merasakan indahnya perjuangan. Bukankah kebahagiaan yang datang setelah perjuangan terasa lebih manis?
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 216)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang Allah tetapkan, meski terkadang terasa sulit, adalah bagian dari rasa sayang-Nya kepada kita. Dia ingin kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih dekat kepada-Nya. Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa memahami kasih sayang Allah dalam setiap ujian hidup? Salah satunya adalah dengan terus bersyukur, bahkan dalam keadaan sulit. Syukur adalah kunci untuk melihat hikmah di balik setiap kejadian. Ketika kita bersyukur, hati kita menjadi lebih lapang, dan kita mulai menyadari bahwa segala sesuatu yang Allah berikan adalah bukti cinta-Nya.
Selain itu, tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Ujian dan cobaan adalah tanda perhatian-Nya. Allah tidak pernah memberikan cobaan di luar kemampuan hamba-Nya (Q.S. Al-Baqarah [2]: 286). Maka, setiap kesulitan yang kita hadapi sejatinya adalah bentuk kepercayaan Allah kepada kita. Dia yakin kita mampu melewati semuanya.
Pada akhirnya, plot twist terbesar dalam hidup kita adalah menyadari bahwa Allah selalu ada, selalu peduli, dan selalu menyayangi kita dengan cara yang mungkin tidak selalu kita pahami. Dia tidak pernah meninggalkan kita, bahkan ketika kita merasa sendirian. Jadi, saat hidup terasa berat, ingatlah bisa jadi itu adalah tanda sayang Allah yang begitu besar kepada kita. Dia ingin kita menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih dekat kepada-Nya. [Aisyatul Latifah]
Editor: Syukron Ma’mun