Antara Tuntunan Syariat dan Kecantikan Hati, Pilih Mana?

Ilustrasi seorang wanita sedang membaca buku (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.orgSebagai seorang Muslimah, cara berpakaian bukan hanya sekadar gaya atau tren, melainkan sebuah bentuk identitas dan ketaatan kepada Allah. Mengapa demikian? Karena perempuan itu istimewa, memiliki kedudukan yang mulia dimata Islam. Allah memberikan batasan-batasan berpakaian bukan untuk membatasi kebebasan mereka, tetapi sebagai bentuk perlindungan dan penjagaan dari Allah.

Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal berpakaian. Dalam Al-Qur’an, terdapat perintah bagi perempuan untuk menutup aurat sebagai bentuk penjagaan diri. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah dikenali dan karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab: 59)

“Katakanlah kepada perempuan yang beriman, hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya (aurat), kecuali yang (biasa) tampak darinya. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…”
(QS. An-Nur: 31)

Perintah ini menunjukkan bahwa Allah sangat menjaga marwah, martabat dan kehormatan  perempuan. Pakaian yang sesuai dengan syariat juga mencerminkan kecantikan hati seorang Muslimah, kesederhanaan dan kemuliaan yang terjaga di dalamnya.

Namun, lebih dari itu pakaian yang menutup aurat merupakan bentuk penghormatan terhadap diri. Di sinilah letak “kecantikan hati” seorang Muslimah: ketika kewajiban menutup aurat tidak lagi dianggap sebagai beban, melainkan sebagai simbol keikhlasan dan ketaatan pada Allah. Ketika seseorang berpakaian syar’i, ia sedang menunjukkan bahwa dirinya bukan untuk dipandang sembarangan, melainkan untuk dihormati dan dijaga.

Baca Juga:  Prinsip Hidup ini Harus Kamu Miliki, Agar Menjadi Perempuan Muslimah yang Ber Value!

Namun, bagaimana jika seseorang telah berpakaian syar’i, tetapi akhlaknya belum mencerminkan kebaikan?

Di sinilah pentingnya kita untuk tidak mudah menghakimi. Setiap orang berada di fase perjalanan iman yang berbeda. Mungkin ia sedang berjuang, sedang belajar, atau sedang menata kembali hatinya. Islam tidak menilai manusia dari satu sisi saja, tetapi dari keseluruhan niat, usaha, dan perbaikan yang terus dilakukan.

Maka jika kita sudah mampu menutup aurat sepenuhnya, langkah berikutnya adalah memperbaiki hati, lisan, dan sikap terhadap sesama. Karena sejatinya, keindahan seorang Muslimah tidak hanya terletak pada apa yang dikenakannya, tetapi juga pada sikap dan ketenangan jiwanya.

Jadilah Muslimah yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga menenangkan jiwa [Nur Laila Fithriani].

 

Related Posts

Latest Post