Tampil Baik tanpa Flexing, yuk ikuti Personal Branding ala Muslim

ilustrasi media sosial sebagai personal branding(pexels.com-Al-muhtada.org)
ilustrasi media sosial sebagai personal branding(pexels.com-Al-muhtada.org)

Almuhtada.org – Di zaman sekarang, hampir setiap orang memiliki akun media sosial. Dari Instagram, TikTok, LinkedIn, sampai YouTube, semua ini menjadi ruang terbuka dan juga tempat seseorang mengekspresikan tentang dirinya. Apa yang dimakan hari ini, ke mana bepergian untuk liburan, apa yang sedang dikerjakan, apa yang sedang diperjuangkan, bisa ditunjukan dan dilihat melalui platform media sosial. Lalu, munculah sebuah istilah yang cukup sering kita dengar di era digital, yaitu personal branding.

Di era digital, personal branding menjadi semakin penting. Karena dengan personal branding yang kuat dapat mendatangkan banyak kesempatan seperti tawaran kerja, kolaborasi, beasiswa, undangan berbicara, hingga membuka peluang bisnis. Namun selain itu, dapat menjadi ladang dakwah dan amal yang kelak bisa bernilai pahala di sisi Allah jika niat dan caranya benar.

Bagi generasi muda khususnya, personal branding bukan lagi sekadar pilihan, tapi bisa menjadi sebuah kebutuhan. Namun terkadang personal branding di media sosial disalahartikan bagi sebagian orang dan dianggap flexing.

Flexing atau pamer di media sosial sering kali terlihat mirip dengan personal branding. Sama-sama memposting keberhasilan, kegiatan, atau pencapaian. Dalam Islam, pamer atau riya termasuk penyakit hati yang sangat berbahaya. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya.” (HR. Ahmad). Lalu bagaimana caranya agar kita tetap bisa membangun personal branding, tanpa jatuh dalam flexing atau riya?

  1. Luruskan Niat
Baca Juga:  Tips Menjaga Kesehatan Hati (Jiwa) dalam Islam Untuk Keseimbangan Hidup

Selalu niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Setiap akan memposting, tanyakan pada diri ‘apakah dengan ini bisa mendekatkan diri kepada Allah?’. Dengan niat awal yang lurus akan menguatkan diri kita bahwa ini bukan bentuk flexing.

  1. Hindari Kalimat yang Berlebihan

Pemilihan kata dalam caption memiliki peran yang sangat penting. Mulailah untuk menggunakan kata-kata yang tidak terkesan menyombongkan diri atau menonjolkan kehebatan pribadi.

  1. Jaga Privasi dan Kesopanan

Islam mengajarkan rasa malu. Sehingga tidak semua hal layak dipublikasikan. Pilihlah konten yang tetap menjaga kehormatan diri dan keluarga.

  1. Perbanyak Konten Kebaikan

Selain posting aktivitas pribadi, isi juga akun kita dengan konten yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Misalnya seperti kutipan ilmu, pengingat kebaikan, atau ajakan memperbaiki diri.

  1. Selalu Memuhasabah Hati

Tanyakanlah pada diri sendiri ketika akan memposting di media sosial: “Kalau tidak ada yang lihat postinganku, apakah aku masih akan mempostingnya?”. Pertanyaan ini bisa membantu kita menjaga hati dari bisikan pamer.

Personal branding di era media sosial memang penting, apalagi bagi generasi muda. Ia bisa menjadi sarana memperluas manfaat, memperkenalkan diri, dan menyebarkan nilai kebaikan. Namun sebagai muslim, kita selalu diajarkan untuk menjaga niat, hati, dan lisan dimanapun kapanpun bahkan di dunia digital sekalipun. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim).

Baca Juga:  Inilah yang Perlu Kalian Ketahui! Bagaimana Etika Bermedia Sosial Menurut Tuntunan Islam

Sebagai penutup, mari kita ingatkan diri kita sendiri bahwa apa yang kita posting di media sosial akan menjadi bagian dari personal branding diri kita. Maka, penting untuk memastikan bahwa apa yang kita tampilkan di dunia maya benar-benar mencerminkan diri kita yang sebenarnya di dunia nyata. Jangan sampai terlihat baik di layar, namun kosong dalam keseharian. [] Pranita Wulan Andini

Editor : Juliana Setefani Usaini

Related Posts

Latest Post