Kalau Kamu Beneran Muslim, Pasti Ini yang Terucap!!

Gambar Ilustrasi Muslim yang Sedang Berbincang-bincang (pexels.com -almuhtada.org)
Gambar Ilustrasi Muslim yang Sedang Berbincang-bincang (pexels.com -almuhtada.org)

almuhtada.org – Setiap hari, kita pasti berbicara, bahkan mungkin bisa dibilang sebagai sebuah kebutuhan. Kita butuh berbicara, kita butuh komunikasi dengan orang lain. Atau, apakah kalian pernah membayangkan diri kalian yang tidak mengeluarkan suara sama sekali, tidak berbicara sama sekali, tidak berkomunikasi sama sekali dengan orang lain selama seharin penuh? Apakah bisa? Sepertinya itu termasuk hal yang tidak mungkin bisa kita lakukan.

Ketika berkomunikasi, kita pasti menggunakan bahasa dan memilih diksi yang sesuai untuk mengekpresikan pikiran dan perasaan kita. Kita akan memilih kalimat yang sekiranya cocok sekali dengan kita. Secara otomatis, kita akan berpikir terlebih dahulu diksi apa yang akan kita lontarkan (kecuali untuk orang yang bertindak dahulu sebelum berpikir).

Oleh karena itu, Sebagai seorang muslim yang ingin mendapat surga, muslim yang ingin mendapat ridho Allah, eloknya dalam berbicara pun kita memilih diksi yang baik. Mari kita mulai untuk memperbaiki lisan kita agar menjadi muslim yang sesungguhnya dengan memilih diksi-diksi berikut dalam berkomunikasi:

  1. Alhamdulillah

Gunakan diksi Alhamdulillah ketika kita merasa bersyukur, ketika kita senang, ataupun ketika kita melihat orang lain senang. Alhamdulillah memiliki maknanya pujian kepada Allah. Dengan begitu, selain kita merasa senang, kita juga menyadari bahwa kesenangan dan kebahagiaan ini jelas datangnya karena Allah.

  1. Maa Syaa Allah

Diksi ini juga tidak kalah pentingnya. Untuk kita yang sering memuji orang lain, entah karena kebaikannya, kecantikannya, kecerdasannya dan hal lainnya, kita harus menggunakan kata Maa Syaa Allah. Kenapa? Karena, kebaikan, kecantikan, kecerdasan dan yang kesemuannya itu merupakan pemberian dari Allah.

Baca Juga:  Bekerja di Dunia, Endingnya untuk Akhirat

Kalau kita memuji orangnya saja, ditakutkan orang yang dipuji menjadi besar hati dan berbangga diri, lalu yang memuji menjadi terlalu kagum. Padahal semua itu atas kendali Allah dan atas pemberian Allah.

Sehingga untuk menghindari hal-hal buruk terjadi seperti penyakit ain dan penyakit hati lainnya, maka gunakan diksi ini setiap kita ingin menuji orang lain, karena di dalamnya menyimpan makna bahawa semua hal yang terjadi adalah atas kehendak Allah.

  1. In Syaa Allah

Pernah suatu hari Nabi berjanji dengan sahabatnya, tapi ia lupa mengatakan In Syaa Allah, lalu hal itupun tidak berjalan dengan baik. Nabi pun ditegur dan diingatkan untuk selalu mengatakan In Syaa Allah ketika berjanji. Seorang nabi saja ketika lupa sedikit atas kekuasaan Allah, harinya pun tidak berjalan dengan baik, bagaimana dengan kita yang manusia biasa? Yakin kalau kita baik-baik saja tanpa bantuan Allah? Jika tidak yakin, maka gunakanlah diksi ini ketika berjanji. Namun ingat! janji harus ditepati. Jangan hanya mengucapkan In Syaa Allah tapi tidak ada usaha dan niat untuk memenuhi janji itu.

  1. Baarakallah

Diksi ini bisa dipakai ketika kita ingin mendoakan orang lain yang sedang merasa senang, karena memiliki makna “Allah memberkahimu” sehingga untuk mengucapkan selamat ulang tahun, baarakallah atau selamat wisuda, barakallah, atau bisa juga selamat menikah, barakallah. Ingatlah bahwa semua hal baik pasti berjalan dengan bantuan Allah dan ridho Allah sehingga kita mendapat berkah di dalamnya.

  1. Astaghfirullah

Diksi ini juga sangat krusial. Mungkin kita seringkali mengumpat, seringkali mengeluh, seringkali berpikiran jelek, oleh karena itu, ini kuncinya. Yaitu bertaubat kepada Allah dengan kita mengucapkan Astaghfirullah, yang artinya aku meminta ampun kepada Allah. Sudahilah kebiasaan mengucapkan diksi-diksi jelek, seperti plesetan-plesetan dari nama hewan di kebun binatang atau yang semacamnya. Diksi tersebut tidak ada nilainya yaitu tidak mendatangkan pahala, bahkan secara estetika tidak bagus didengar,

Baca Juga:  Yuk Kenali Hudzaifah bin Al-Yaman, Sang Detektif Muslim Pribadi Rasulullah

Mungkin, diawal akan sulit untuk menerapkan diksi-diksi tersebut, tapi kita pasti bisa dan akan terbiasa. Jangan takut dicap sok alim, sok arab, sok islami cap-cap lainnya. Kebiasaan ini bukanlah sesuatu yang “wah”, namun ini merupakan basic menjadi seorang muslim. Semua yang merasa muslim wajib tau dan menggunakan diksi-diksi tersebut.

Daripada memilih diksi dari nama-nama hewan yang tidak memiliki kesalahan dengan diri kita, lebih baik kita ubah menjadi dzikir yang bermanfaat dunia akhirat. Apakah masuk akal menggunakan nama ciptaan Allah menjadi umpatan dan digunakan untuk sesuatu yang berkonotasi buruk, padahal semua yang diciptakan Allah pasti ada manfaat yang baik, bahkan semua yang ada dimuka bumi ini untuk kesejahteraan manusia.

Diksi-diksi yang diatas tersebut bukanlah sekedar untaian kata-kata yang keluar dari mulut namun memiliki nilai dan manfaat yang besar. Ketika diucapkan, setiap hurufnya bernilai pahala dan Allah pun akan selalu terlibat dalam keseharian kita. Bukannya itu merupakan sebuah privilege, sebuah keistimewaan yang terkadang kita sia-siakan. Kurang sempurna apa lagi ajaran agama ini.

Namun, sudah sesempurna ini pun, terkadang kita malu untuk mengungkapkan identitas kita sebagai muslim, entah mengungkapkan melalui busana atau lisan kita. Terkadang kita memilih gaya yang kebarat-baratan atau yang ketimur-timuran, padahal islam sendiri itu sudah indah dan sempurna sekali.

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim yang berpikir, mari mulai untuk mencontohkan hal-hal baik yang diajarkan dalam islam, karena jika bukan kita, seseorang yang sedang belajar memperbaiki diri dan mendalami ajaran islam ini, siapa lagi? []Pranita Wulan Andini

Baca Juga:  Harum Tapi Haram! Beginilah Hukum Menggunakan Parfum Bagi Wanita

Related Posts

Latest Post