Memaafkan Bukan Karena Lemah, Tapi Karena Kuat dan Ikhlas

Ikhlas saat disakiti bukan perkara mudah. Tapi saat kita mampu melakukannya, kita sedang membebaskan diri dari belenggu rasa sakit. (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Dalam kehidupan, tidak ada yang bisa sepenuhnya lepas dari rasa sakit, terutama yang ditimbulkan oleh orang lain. Luka akibat dikhianati, dihina, atau dilukai secara emosional atau karena ucapaan seringkali meninggalkan bekas yang sulit hilang. Akan tetapi, Islam mengajarkan satu nilai mulia yang menjadi jalan penyembuhan paling hakiki, yaitu ikhlas.

Ikhlas bukan sekadar menerima takdir, tapi juga berserah atas rasa sakit yang ditimbulkan oleh perbuatan orang lain tanpa harus menyimpan dendam. Bukan berarti membenarkan kesalahan orang lain, tapi memilih untuk tidak membalas dengan keburukan yang sama.

Ketika seseorang disakiti, perasaan marah dan kecewa adalah hal yang sangat manusiawi. Namun Islam memuliakan orang-orang yang mampu menahan amarah dan memaafkan, bahkan menjadikan mereka termasuk dalam golongan yang dicintai Allah.

Allah berfirman dalam Al-Quran surah Asy-Syura ayat 40, yang artinya:

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.”

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa seseorang memiliki hak untuk membalas, tetapi Allah meninggikan derajat orang yang memilih memaafkan. Memaafkan bukan berarti kalah, tapi justru menempatkan seseorang dalam posisi yang lebih tinggi di sisi Allah. Bahkan, pahala orang yang memaafkan dijanjikan langsung oleh-Nya. Mungkin bagi kita rasa ikhlas untuk memaafkan itu sulit pasti kan? nah di situlah tantangan yang harus kita lewati. Denga memikirkan baagaimana cara agar kita bisa memaafkanya.

Baca Juga:  Umat Islam di Indonesia Wajib Tahu! Berikut Makna Penting yang Terkandung dalam Tradisi Halal Bihalal di Indonesia

Keutamaan yang kita dapatkan ketika kita ikhlas adalah:

  1. Menjadi Jalan Pembersih Hati

Hati yang penuh dendam mudah digerogoti oleh kebencian. Sebaliknya, ikhlas adalah bentuk kebersihan hati yang menenangkan jiwa. Rasulullah SAW bersabda tentang seorang penghuni surga yang ternyata amalannya adalah memiliki hati yang bersih dari iri dan dengki terhadap sesama.

  1. Mendapatkan Ketentraman Hidup

Orang yang ikhlas tidak terus-menerus hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Dengan kita melangkah maju, percaya bahwa setiap luka ada hikmahnya. Kita sadar bahwa membalas tidak akan memperbaiki apa pun, justru bisa merusak diri sendiri.

  1. Dicintai dan Ditolong Allah

Ketika kita memaafkan karena Allah, maka pertolongan-Nya akan datang dengan cara yang tak terduga. Dalam Surah An-Nahl ayat 126, Allah berfirman: “Jika kamu membalas, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan apa yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.”

Ketika kita mampu ikhlas saat disakiti, kita sedang meneladani akhlak para Nabi. Lihat bagaimana Nabi Yusuf memaafkan saudara-saudaranya yang melemparkannya ke sumur. Bisa kita lihat bagaimana Rasulullah SAW memaafkan penduduk Thaif yang melemparinya dengan batu. Padahal, beliau punya kekuasaan untuk membalas. Tapi beliau memilih cinta, bukan dendam. [Berliana Salwa Auliya]

Editor: Isna Wahyu

Related Posts

Latest Post