almuhtada.org – Pilihan, tahapan, dan satu kesatuan secara definisi memosisikan dirinya dengan jelas, tetapi orang masih sering keliru dalam mengidentifikasi ketiganya: Barang kali nyatanya itu adalah suatu hal yang mungkin menjadi satu kesatuan, tetapi barang kali demi mengujimu kau dihadapkan itu sebagai suatu pilihan atau mungkin sebagai tahapan.
Bisa pula kau menganggap suatu hal sebagai suatu tahapan, padahal nyatanya itu adalah satu yang utuh hanya saja konstruksi sosial membuatmu berpikir demikian.
Contoh simpelnya sebenarnya mudah ditemukan. Karena kehidupan merupakan apa-apa yang kamu pilih, katanya. Dan kumpulan pilihan itu terkumpul dalam fase-fase kehidupan yang satu, lanjutnya. Namun yang mungkin luput dari pandangan kita adalah bahwa suatu hal hanya dikatakan sebagai pilihan ketika dalam kondisi ‘satu terpilih maka yang lain tereliminasi’ dua yang benar-benar bertolak belakang.
Sama halnya untuk tahapan, kita baru bisa dikatakan berproses ketika langkah pertama terpijak, dan hanya ketika itu adalah suatu proses maka itu merupakan tahapan. Sedangkan satu kesatuan hanya terjadi ketika semua kondisi telah terpenuhi.
Kekeliruan dari ketiganya dipicu oleh konsepsi masyarakat, pula dari apa yang biasa menjadi bahan pembicaraan sehari-hari. Contoh mudahnya mungkin sering kamu hadapi, di mana kamu diminta untuk memilih antara dua hal yang tidak bertolak belakang, misal antara es krim dan jus. Apakah ketika tidak bertolak belakang dua itu bukan suatu pilihan? Bisa dikatakan benar, pun kalau kau mau mengeyel itu bukan itu masih bisa dimasuk-akalkan.
Pilihan sangat terpengaruh oleh ketersediaan baik dari pemilih maupun opsi-opsinya. Jika seorang mampu dan mau membeli es krim dan jus secara bersamaan maka itu bukan pilihan. Contoh lainnya dapat kita telaah dari pertanyaan, “Nanti kalau kamu (laki-laki/perempuan) menikah, mau dapat istri yang cantik atau salihah (untuk laki-laki)/suami yang tampan atau saleh (untuk perempuan)?”
Memangnya tidak ada satu kesatuan perempuan cantik sekaligus salihah/laki-laki tampan sekaligus saleh? Penulis yakin ada, tetapi jika keberadaannya adalah suatu yang mustahil atau perempuan yang cantik dan perempuan yang salihah/laki-laki tampan dan laki-laki saleh adalah suatu yang bertolak belakang maka benar itu adalah pilihan. Namun, tentu tidak demikian bukan?
Contoh lainnya bisa dilihat di artikel lainnya berjudul “Seni Bersyukur: Memaknai Apa yang Didapatkan.”
Kemudian untuk menyiasati dalam penjelasan konsepsi tahapan, kita bisa memahaminya melalui progressive sentence. I’m living, ketika mengatakan itu orang bisa jadi masih bayi (meski tidak masuk akal tetapi secara makna memang benar) karena dalam kehidupan salah satu fasenya adalah menjadi bayi, sehingga ketika kamu menjadi bayi maka kamu dalam proses hidup.
Namun suatu kegiatan yang merupakan satu kesatuan, karena konstruksi sosial, dapat terlihat sebagai suatu proses. Contohnya dapat dibaca dalam artikel berjudul “Memaafkan: Demi Kebaikan Orang Lain dan Diri Sendiri” di mana memaafkan diidentifikasi sebagai dua tahapan yaitu melepaskan orang lain dari bersalah dan membebaskan diri dari perasaan negatif disalahi.
Gawatnya ketika kesatuan dianggap sebagai dua tahapan maka tidak menutup kemungkinan orang mengenalinya sebagai pilihan. Itu bisa menjadi gawat karena, dalam konteks memaafkan misalnya, ketika orang memilih untuk hanya membebaskan orang lain dari rasa bersalah sedangkan dirinya menyimpan segala perasaan negatif dari pengalaman disalahi dapat mengakibatkan masalah yang memprihatinkan bahkan tidak menutup kemungkinan membikin orang untuk berpikiran impulsif bunuh diri. Kemudian situasi yang buruk lainnya adalah skenario di mana orang membebaskan dirinya dari perasaan negatif tetapi secara egois tidak mengikhlaskan yang bersalah untuk tenang dalam rasa bersalahnya.
Dalam praktiknya kekeliruan dalam memahami ketiga konsep tertera sedari awal berkemungkinan mempersulit hidup bahkan bisa menyengsarakan bagi sebagian orang. Oleh karena itu pemahaman yang jelas diperlukan. Semoga artikel ini membantu. [M. Irbad]
Editor: Syukron Ma’mun