almuhtada.org – Dalam membaca Al-Quran yang menggunakan Bahasa arab pastinya dia memiliki beberapa ketentuan-ketentuan sendiri dalam membaca, seperti dalam Bahasa inggris yang memiliki pronunciation sendiri untuk menunjukkan cara pengucapan tersendiri. Dalam membaca Al-Quran hal tersebut disebut dengan hukum tajwid, dan salah satu hukum tajwid yang paling sering muncul adadalah hukum mad.
Hukum mad sebenarnya hanyalah Ketika sabuh harakat fathah yang diikuti alif, harakat kasrah diiikuti ya’ sukun, dan harakat dhommah diikuti wawu sukun yang mana membacanya hanya sebanyak 2 harakat / 1 alif. Tetapi, pada keadaan tertantu didapatkan bacaan mad tersebut dapat berubah Panjangnya menjadi lebih bervariasi Ketika bacaan mad tersebut diikuti hamzah, diikuti sukun dan diikuti oleh huruf yang bertasydid dan hal tersebut biasanya ditandai dengan tanda tilde (~) yang berarti mad asli tersebut sudah berubah panjang membacanya.
Dalam membacaa hukum mad, terdapat ketentuannya masing-masing seperti pada saat keadaan mad yang Ketika bertemu dengan hamzah maka dapat berubah panjangnya menjadi 5 harakat, untuk yang keadaan bertemu dengan sukun akan berubah panjangnya menjadi beberapa opsi (2/4/6) dengan catatan harus konsisten untuk membacanya dengan Panjang tersebut, dan apabila bertemu dengan tasydid dapat berubah menjadi 6 harakat.
Dalam matan An-Nuniyyah, Imam As-Syakhawi mengingatkan bagi pembaca Al-Quran untuk berhati-hati dalam dalam kesalahan pengucapan Mad, diantaranya adalah:
- Mad yang dilebih-lebihkan
Ketika membaca Al-Quran tepat pada bacaan mad asli, maka diwajibkan untuk membacanya sepanjang 2 harakat dan harus sesuai sepanjang itu karena dalam kesalahan membaca tergolong lahnun jaliy yang mana haram jika dilakukan terus menerus. Selain itu, sering juga terdapat kesalahan Ketika membaca surat Al-Fatihah yang merupakan rukun sholat yang sering dilakukan oleh umat muslim yaitu Ketika membaca akhir ayat ke tujuh ( وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ) yang mana biasanya supaya kesannya bagus di ending dengan memberikan liuk-liuk suara padahal hal tersebut juga membuat bacaan kita yang seharusnya sudah benar menjadi salah walaupun untuk kesalahan mad selain yang mad asli itu termasuk kesalahan yang dapat dimaafkan.
- Mad yang tidak dipanjangkan
Dalam membaca mad pastinya digunakan untuk menandakan adanya huruf mad yang mana setiap keberadaan huruf yang berada dalam 1 kata dalam Bahasa arab memiliki makna tersendiri, sehingga Ketika huruf ada yang tertinggal akan dapat merubah makna dari ayat tersebut walaupun juga dalam kesalahan ini masih lahnu khofi atau keasalahan yang tertutup
- Mentasydidkan hamzah setelah huruf mad
Mentasydidkan hamzah seteah huruf mad seringkali dilakukan pada saat membaca (يَا أَيُّهَا) yang dimaksudkan untuk menahan diri supaya tidak terlalu panjang atau terlalu lepas padahal membaca dengan menahan panjang dengan tenggorokan dapat menjadikan penambahan huruf hamzah sehingga penambahan tersebut dapat menjadi lahnu jali.
Jadi, jangan pernah berpikir dengan meliuk-liukkan suara akan dapat menjadikan bacaan semakin indah dan disenangi, tetapi dengan hal tersebut juga dapat merusak bacaan sendiri jika terlalu berlebihan. Semoga bermanfaat Wallahu A’lam. [Shofiyatul Afiyah]