Mengimani Rukun Iman ke Enam

seorang muslim yang sedang merenungi nasibnyagambar: freepik

Al-Muhtada.org-Setiap muslim wajib mengimani semua rukun iman, dari rukun iman yang pertama yaitu beriman pada allah hingga rukun iman yang terakhir yaitu beriman pada qada dan qadar. Namun bagi sebagian besar muslim masih sulit untuk mengimani rukun iman yang ke enam, yaitu beriman pada qada dan qadar. Qada merupakan ketentuan yang allah tetapkan pada mahluknya sejak awal dan tidak dapat di ubah, sedangkan qadar merupakan takdir yang terjadi sesuai dengan kehendak allah dan masih dapat diubah manusia dengan suatu usaha dan ikhtiar.

Baca Juga:  Sucikan Diri, Bersihkan Lemari!! Perlukah Membeli Baju Lebaran??

Menerima dan memahami bahwa segala sesuatu baik ataupun buruk merupakan bagian dari rencana allah bukan lah hal yang mudah, kita membutuhkan tingkat keimanan dan keikhlasan yang luar biasa untuk menerima dan memahaminya, sering kali kita merasa kecewa dan bertanya-tanya pada allah, “kenapa hal ini terjadi padaku yaallah?” bahkan kita berfikir bahwa allah itu tidak adil pada diri kita, hal ini merupakan salah satu ujian terberat untuk bisa percaya dan yakin bahwa allah telah memberikan rencana yang terbaik untuk kita.

Percaya pada qada dan qadar bukan berarti kita hanya sekedar pasrah tanpa usaha, tetapi lebih meyakini bahwa setiap langkah yang kita ambil, setiap ujian yang datang dan setiap hasil yang kita dapatkan adalah bagian dari rencana terbaiknya. Dalam alquran surah al-baqarah ayat 286 allah berfirman:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَاۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَࣖ ۝٢٨٦

Artinya: Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

Maksud dari “Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya.” adalah, allah memberikan ujian pada kita sesuai dengan kapasitas/kesanggupan kita, meskipun berat kita pasti tetap bisa melewatinya. Oleh karena itu ketika di beri ujian oleh allah, jangan merasa sendiri dan berfikir bahwa allah itu tidak adil, karena allah tidak akan pernah memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita []Nur Laila Fithriani.

 

Related Posts

Latest Post