Almuhtada.org – Beberapa dari kita tentu tidak asing lagi dengan salah satu kota yang ada di negara Yaman, kota Tarim. Kota dengan segala keimanan, keindahan dan kedamaian di dalamnya. Kota yang dipenuhi dengan orang-orang luar biasa, orang-orang yang selalu mengedepankan urusan akhirat ketimbang urusan duniawi.
Tarim merupakan salah satu kota yang terletak di negara Yaman. Kota ini dijuluki sebagai Kota Seribu Wali. Banyak hal berbeda yang dapat ditemukan di kota Tarim, salah satunya adalah kebiasaan yang dilakukan.
Sebagaimana dengan sebutannya Kota Seribu Wali, banyak ulama yang lahir dan tumbuh di kota ini. Keimanan dan kedamaian menjadi hal yang paling utama, yang diterapkan oleh warga Tarim. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para warganya saja sudah sangat luar biasa, apalagi ulamanya.
Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh penduduk kota Tarim berbeda dengan penduduk di kota lain, terlebih lagi di bulan Ramadan. Di selain bulan Ramadan, mereka selalu menghabiskan waktu luangnya dengan melakukan ibadah. Membaca Al-Qur’an, dzikir sudah menjadi prioritas mereka. Di hari biasa saja mereka beribadah dengan sangat baik, lantas bagaimana dengan ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan? Sebanyak apa? Sesering apa?
Ustazah Halimah Alaydrus dalam bukunya yang berjudul Assalamualaikum Tarim menceritakan bahwa di bulan Ramadan ibadah yang dilakukan oleh warga Tarim sangat luar biasa. Mereka memanfaatkan waktunya dengan sangat baik, di waktu senggangnya mereka akan menghabiskan waktu dengan membaca Al-Qur’an. Setiap hari mereka bisa saja menghatamkan sepuluh juz Al-Qur’an. MasyaAllah. Jika orang biasa saja mempunyai kebiasaan demikian, lantas bagaimana dengan ulamanaya?
Hal berbeda lainnya yang dapat ditemukan di kota Tarim pada saat bulan Ramadan adalah azan Isya antara satu masjid dengan masjid lainnya tidak dikumandangkan pada waktu yang sama. Ada yang diawal waktu isya, tengah waktu isya, dan akhir waktu isya. Hal itu dikarenakan warga Tarim merasa tidak puas dengan ibadah salat tarawih yang hanya dilakukan satu kali. MasyaAllah sekali bukan.
Rutinitas sehari-hari yang dilakukan oleh warga Tarim di waktu Ramadan juga berbeda dari hari-hari biasanya. Mulai dari kegiatan buka toko, jam kerja, kegiatan pertemuan sampai dengan kegiatan majelis diatur ulang, menyesuaikan ibadah di bulan Ramadan. Ustazah Halimah juga bercerita bahwa saat Ramadan tiba, anak-anak muda yang biasanya nongkrong di toko-toko mengganti kegiatannya dengan membaca Al-Qur’an. Sangat luar biasa sekali bukan. [] Nayla Syarifa