Almuhtada.org – Pernahkah mendengar tentang apa itu filsafat? mengapa ilmu ini ada dan bagaimana pengaruhnya dalam sehari-hari? Pertanyaan tersebut pasti sering melintasi pikiran seseorang.
Sebelumnya, jika ingin mempelajari ilmu filsafat ini perlu pemahaman yang dalam dan dibimbing terlebih dahulu dengan seseorang yang sudah ahli. Karena filsafat ini menyangkut dengan jiwa, pikiran, dan rasa yang tulus.
Filsafat ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia yakni Philos yang berarti cinta dan Sophos atau pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan. Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta yang berdasarkan kebijaksanaan atau kebenaran.
Hal ini memang benar adanya, dari pengalaman saya yang baru saja menerapkan ilmu filsafat dalam kegiatan sehari-sehari benar-benar apa yang saya waspadai atau ragu itu terjadi.
Padahal, filsafat ini tidak mengajarkan untuk menjauhi ketentuan-ketentuan Allah tetapi sebagai bentuk kewaspadaan kita dan melatih berpikir kritis terhadap masalah yang sedang atau akan terjadi.
Semua itu akan terjadi apabila terus melintas dipikiran dan sadar bahwa itu harus diwaspadai atau dicegah tetapi menganggap hal tersebut sepele.
Berdasarkan kisah nyata yang pernah terjadi, dosen pengantar ilmu filsafat mengatakan bahwa ‘’filsafat itu ilmu yang bersifat abstrak, jadi jika mempelajarinya tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah semuanya berpegang pada keyakinan masing-masing’’.
Kemudian dijelaskan bahwa seseorang harus memahami definisi jiwa yang sebenarnya, karena mempelajari filsafat membutuhkan jiwa yang tenang. Benar-benar kondisi mu sedang fokus terhadap filsafat dan mampu menerima konsep yang dipelajari dalam filsafat.
Misalnya, filsafat itu berbagai macam salah satunya filsafat ketuhanan. Dalam filsafat ini semua agama tanpa terkecuali akan dibahas, bagaimana ajaran agama ini mengatasi permasalahan hidup seseorang, dan semua agama dianggap benar tidak ada yang salah.
Cukup dalam konteks filsafat, seseorang harus mudah mencerna ajaran-ajarnnya. Banyak pendapat yang berbeda antara ilmu filsafat dan ilmu aqidah.
Dalam ilmu aqidah, kita meyakini agama dan kepercayaan kita karena ajaran tersebut sudah ada sebelum kita lahir, turun-temurun, memiliki kitab suci yang merupakan oba dari segala masalah istilahnya pedoman bagi kita semua.
Namun dalam filsafat ini berbeda, jadi harus mencari tahu sebab mendalam dari segala sesuatu. Berdasarkan logika, apabila menurut logika masing-masing benar maka sesuatu itu akan benar, begitupun sebaliknya.
Jadi, Inilah perbedaan dari ilmu filsafat dan ilmu aqidah berdasarkan perspektif diri saya sendiri apabila masih terdapat kesalahan atau simpang siur dari yang sebenarnya saya mohon maaf.
Setiap sesuatu pasti ada positif dan negatifnya maka ambilah hal positifnya dan hindari hal-hal negatifnya. [] Najwa Khofifahtul Azizah