Penanggalan Hijriyah: Jejak Waktu dalam Cahaya Bulan

Ilustrasi Bulan-bulan dalam Islam (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernahkah kamu bertanya, bagaimana umat Islam menentukan awal Ramadan, Idulfitri, atau Iduladha?

Jawabannya terletak pada penanggalan Hijriyah—sistem kalender yang mengikuti siklus bulan. Berbeda dari kalender Masehi yang berbasis matahari, kalender Hijriyah memiliki 12 bulan, tetapi jumlah harinya lebih pendek, sekitar 354 atau 355 hari dalam setahun.

Penanggalan Hijriyah lahir pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Ia menetapkan momen hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah sebagai awal tahun pertama.

Bukan tanpa alasan, hijrah dipilih karena menjadi simbol perubahan besar: dari kegelapan menuju cahaya, dari penindasan menuju kebebasan.

Setiap bulan dalam kalender Hijriyah memiliki makna mendalam. Misalnya, Ramadan berasal dari kata ramadha yang berarti “panas terik,” melambangkan pembakaran dosa melalui ibadah puasa. Bulan Dzulhijjah menjadi saksi ritual suci haji yang mempersatukan umat Islam dari seluruh penjuru dunia.

Penanggalan Hijriyah bukan hanya sistem angka, tetapi penanda spiritual. Ia membimbing umat Islam menjalankan ibadah tepat waktu: puasa saat Ramadan, berhaji di Dzulhijjah, dan berzakat di bulan yang utama.

Di tengah hiruk-pikuk era digital, memahami penanggalan Hijriyah adalah cara untuk tetap terhubung dengan tradisi dan nilai spiritual. Selain itu, kalender Hijriyah digunakan di berbagai negara dengan populasi Muslim sebagai patokan hari besar keagamaan dan peringatan sejarah penting. Penanggalan Hijriyah adalah jejak sejarah yang terus hidup, menjadi pengingat bahwa waktu bukan hanya angka, melainkan perjalanan jiwa. Dalam setiap hilal yang tampak, tersimpan makna: bahwa awal baru selalu menanti bagi siapa pun yang mau memaknainya.

Baca Juga:  Alasan di Anjurkan Bersedekah di Bulan Ramadhan

Lebih dari itu, memahami kalender Hijriyah adalah bentuk pelestarian warisan budaya Islam. Dengan mengenal kalender ini, kita ikut menjaga tradisi yang telah diwariskan sejak masa Nabi. Bahkan, di era digital sekalipun, banyak aplikasi dan platform yang telah menyediakan penanggalan Hijriyah agar kita tetap terhubung dengan nilai-nilai keislaman.

Penanggalan Hijriyah adalah jejak sejarah yang terus hidup, menjadi pengingat bahwa waktu bukan hanya angka, melainkan perjalanan jiwa. Dalam setiap hilal yang tampak, tersimpan makna: bahwa awal baru selalu menanti bagi siapa pun yang mau memaknainya. Maka, marilah kita kenali, pahami, dan lestarikan penanggalan Hijriyah. Sebab, di balik setiap bulan yang terlewat, ada hikmah yang dapat kita petik. Waktu terus berjalan, namun maknanya abadi dalam hati yang mau merenung.  []Nevia Anggriya Orvala

Related Posts

Latest Post