Kisah Abdulah Bin Hudzafah dengan Keteguhan Imannya

Ilustrasi kisah Ibnu Hudzafah as sahmi

almuhtada.org – Abdullah bin Hudzafah as Sahmi adalah salah seorang sahabat Rasulullah. Beliau dikenal dengan nama Ibnu Hudzafah. Ibunya bernama Taminah binti Hartsan dari kabilah Bani Al Harits bin Abdul Manat.

Pada tahun 19 Hijriyah di masa khalifah Umar bin Khattab, sayyidina Umar Ra. mengirimkan kaum muslimin untuk memerangi pasukan Romawi. Salah satunya adalah Ibnu Hudzafah. Ketika kaum muslimin telah sampai disana, mereka tertawan oleh kaisar Romawi. Di dalam penjara mereka diberikan minuman yang dicampur arak dan daging babi untuk dimakan. Ibnu Hudzafah berkata “Jika dilihat posisi kita sekarang ini yakni dalam keadaan dharurat, makanan dan minuman ini semua telah menjadi halal bagi kita. Tetapi saya tidak mau mengonsumsi semua ini”.

Kaisar Romanı mendengar berita bahwa kaum muslimin sangat teguh kepada keimanannya. Sehingga ia tidak ingin membunuh tawanan secara cuma- cuma, kaisar Romawi ingin membuktikan apakah benar berita berita tersebut.

Kaisar Romawi memerintahkan prajuritnya untuk membawa satu tawanan yakni Ibnu Hudzafah, prajurit berkata “Wahai kaisar, ini adalah salah satu sahabat Muhammad.

Kemudian kaisar turun dari singgasananya dan berdiri di depan Hudzafah yang berdiri tegap dihadapannya. Kaisar menjabat tangannya karena kagum dengan kaum muslimin yang tidak tertarik dengan harta dan kesenangan dunia.

Kaisar bertanya kepada Ibnu Hudzafah “Maukah engkau masuk ke dalam agama nasrani, jika engkau mau maka aku akan memberimu harta dan sebagian kekuasaanku kepadamu”.

Ibnu Hudzafah menjawab  “Jika engkau memberikanku seluruh harta yang engkau miliki dalam kekuasaanmu ini dan seluruh harta yang dimiliki bangsa Arab supaya aku meninggalkan agama Muhammad Saw. Meskipun hanya sesaat, aku tidak akan melakukannya”.

Baca Juga:  Cinta dalam Islam: Love Language ala Rasulullah SAW

 “Kalau gitu engkau harus aku bunuh” Ucap kaisar Romawi. “Silahkan, meskipun engkau membunuhku” Jawab Ibnu Hudzafah.

Kemudian kaisar Romawi memerintahkan prajuritnya untuk menyalip Ibnu Hudzafah. Kaisar berkata “Arahkan anak panah sebanyak-banyaknya di kedua tangan dan kakinya”.

Dengan keadaan disiksa, kaisar masih terus saja bertanya untuk masuk ke dalam agama Nasrani, tapi Ibnu hudzafah tetap teguh pada pendiriannya. Kaisar Romawi menyuruh untuk menurunkan Ibnu Hudzafah dan mempersiapkan tungku besar berisi minyak yang medidih. Kemudian kaisar menyuruh prajuritnya untuk mengambil salah satu kaum muslimin yang tertawan dan disuruh untuk memasukkan ke dalam tungku tersebut. Ibnu Hudzafah sangat tidak tega melihat sahabatnya disiksa langsung di depannya seperti itu. Kemudian kaisar Romawi menyuruh prajuritnya untuk membawa Ibnu Hudzafah dan dimasukkan kedalam tungku, tetapi sebelum dimasukkan kedalam tungku, Ibnu Hudzafah menangis. Melihat itu, salah satu prajurit merasa Ibnu Hudzafah takut dan menyerah, sehingga dibawa kepada kaisar. Kemudian kaisar menawarkan agama Nasrani lagi, tapi Ibnu Hudzafah tetap menolaknya.

Kaisar pun bertanya “Lalu mengapa engkau menangis?”.

Ibnu Hudzafah menjawab “Aku menangis karena aku hanya memiliki satu nyawa, sungguh aku ingin memiliki nyawa sebanyak rambut yang ada di kepalaku, supaya aku bisa dimasukkan beberapa kali”.

Ternyata Ibnu Hudzafah menangis karena ingin sekali merasakan penderitaan yang lama, hal tersebut membuat Kaisar Romawi takjub karena keteguhan Imannya sehingga walaupun disiksa keras beberapa kali ia tidak akan goyah imannya.

Baca Juga:  Dibalik Makna Lagu Lir-Ilir Karya Sunan Kalijaga

Kemudian kaisar Romawi berkata “Wahai Ibnu Hudzafah, maukah engkau mencium kepalaku, maka aku akan membebaskanmu”.

Hudzafah menjawab “Dan bebaskanlah seluruh kaum muslimin yang kau tawan”.

“Baik, aku akan membebaskanmu dan seluruh tawanan muslimin”. Jawab Kaisar

Ibnu Hudzafah berpikir mencium kepala dari salah satu musuh Allah bukanlah sebuah masalah bagiku. Akhirnya Abdullah mencium kepala Kaisar Romawi dan semua tawanan muslim dibebaskan.

Setelah Ibnu hudzafah dibebaskan, beliau langsung menemui Umar bin Khatab dan menceritakan kejadiannya. Mendengar cerita Ibnu hudzafah, Umar tertawa dan berkata “Memang sudah sepatutnya setiap muslim untuk mencium kepala Abdullah bin Hudzafah, dan aku yang pertama kali akan memulainya”. (Umar bin al-Khattab). [] Nabila Putri

Related Posts

Latest Post