Al Muhtada.org – بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ
“Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya” (HR al-Bukhari).
Dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang sudah jarang kita temukan hal yang seperti duri, batu, ataupun barang yang membahayakan di jalan. Lalu, bagaimana jika kita ingin mengamalkan point dari hadis tersebut?
Dalam kehidupan sehari-hari pasti setiap manusia menghasilkan sampah baik yang berbahaya maupun tidak. Terkadang juga kita tidak menyadari apakah sampah yang kita anggap tidak berbahaya menjadi berbahaya terhadap orang lain? Contohnya pada akun instagram kepul.id menunjukkan bahwa ada cerita dari seorang petugas sampah yang meninggal karena terinjak tusuk sate.
Padahal biasanya kita menyepelekan sampah tusuk sate karena bahannya yang organik dan bentuknya yang tipis dan ramping ternyata dapat sampai merenggut nyawa. Hal tersebut dapat menjadi perhatian kita bahwa dengan membuang sampah yang baik dan benar dapat menjauhkan kita dan orang lain dari bahaya. Dengan begitu kita dapat mengamalkan hadits tersebut melalui tindakan sederhana kita.
Walaupun kita juga tidak dapat mengetahui seberapa pahala yang diberi oleh Allah, apakah memang benar setara dengan orang yang menyingkirkan duri atau tidak? Tetapi insyaAllah akan memberikan balasan terbaik untuk amal baik kita yang disandingi dengan niat yang baik juga. Barangkali dengan kebiasaan baik kita salah satunya akan menjadi alasan kita dimasukkan ke dalam surga oleh Allah nanti saat hari kiamat. Semoga bermanfaat. WallahuA’lam.[]Shofiyatul Afiyah
Editor: Ahmad Firman Syah