Keutamaan Banyak Diam dalam Islam Beserta Dalilnya

Ilustrasi seseorang untuk tidak berkata buruk dan menekankan untuk diam (pinterest.com – almuhada.org)

almuhtada.org – Dalam islam, lisan mendapat perhatian besar karena dari sanalah banyak masalah muncul tanpa disadari.

Tidak sedikit orang yang mengira bahwa berbicara menandakan kecerdasan, pengalaman, atau wibawa seseorang.

Padahal, kenyataannya tidak semua ucapan membawa manfaat, bahkan bisa menjadi beban bagi diri sendiri jika tidak dijaga dengan baik.

Islam mengajarkan bahwa berkata yang baik atau diam adalah prinsip utama dalam menjaga kehormatan dan ketenangan hidup.

Diam serta menjaga lisan bukan hanya tanda kedewasaan, tetapi juga memiliki banyak keutamaan yang dapat membawa seseorang pada keselamatan dunia dan akhirat.

Seperti dalam hadis Rasulullah Saw. yang artinya:

“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (HR Ahmad)

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah Saw. bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau memilih untuk diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Islam menempatkan ucapan sebagai bagian penting dari akhlak seorang muslim karena setiap kata memiliki konsekuensi.

Karena itu, Rasulullah Saw. mengingatkan agar setiap orang hanya mengatakan hal yang baik dan bermanfaat.

Hadis tentang berkata baik atau diam menegaskan bahwa lisan harus digunakan untuk kebaikan, bukan untuk menyakiti atau merugikan orang lain.

Jika seseorang tidak mampu menghadirkan ucapan yang bermanfaat, maka diam menjadi pilihan yang jauh lebih selamat.

Baca Juga:  3 Hal yang Membawa Penyakit Menurut Islam

Rasulullah Saw. juga mengajarkan bahwa diam dapat menyingkirkan godaan setan yang sering masuk melalui pintu ucapan.

Dengan memperbanyak diam, seseorang dapat lebih fokus memperbaiki diri dan menjaga hatinya dari penyakit-penyakit batin.

Membicarakan hal yang tidak berguna hanya akan menyia-nyiakan waktu dan dapat menyeret seseorang pada perbuatan dosa.

Oleh sebab itu, islam memerintahkan agar setiap muslim berhatu-hati dalam berbicara dan memilih ucapan dengan bijaksana.

Diam bukan berarti pasif, tetapi menjadi bentuk kontrol diri agar tidak terjatuh dalam kesalahan lisan.

Dengan menjaga ucapan dan lebih banyak diam ketika diperlukan, seorang muslim dapat meraih kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat.

Setiap kata yang terucap akan dicatat oleh para malaikat dan kelak merekalah yang akan menjadi saksi atas semua ucapan manusia selama hidup di dunia.

Allah Swt. berfirman dalam al-qur’an surah An-nisa ayat 148:

لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيماً

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.”

Dalam ayat lainnya, Allah Swt. berfirman:

وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا

“Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusa.” (QS Al Baqrah:83)

Kedua ayat tersebut menekankan bahwa menjaga lisan tidak hanya sebatas menghindari dusta, tetapi juga menjauhi perbuatan tercela, meremehkan atau melukai hati orang lain melalui perkataan.

Baca Juga:  Yuk Kenali Hudzaifah bin Al-Yaman, Sang Detektif Muslim Pribadi Rasulullah

Hal ini menjadi pengingat bahwa setiap ucapan harus dijaga agar tidak menimbulkan kesakitan atau keburukan.[]Muhammad Farah Maftuch

Related Posts

Latest Post